Gapki: Mandatori penggunaan biodiesel B20 ciptakan permintaan baru



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Wakil Ketua Umum Urusan Perdagangan dan Keberlanjutan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Togar Sitanggang mengatakan, adanya mandatori biodiesel 20% (B20) yang diperluas untuk non-Public Service Obligation (PSO) menciptakan tambahan permintaan baru untuk minyak sawit.

Togar mengatakan, adanya penambahan permintaan ini diharapkan tak hanya berdampak hingga akhir tahun saja tetapi hingga seterusnya. “Efeknya diharapkan berbeda. Bukan karena kita lihat pada akhir tahun itu sama tetapi ada demand baru yg diciptakan. Artinya tahun depan tetap ada tambahan permintaan,” ujar Togar, Senin (20/8).

Diharapkan, dengan adanya penambahan permintaan baru ini, harga minyak sawit setidaknya bisa tertahan atau justru bisa meningkat. Togar berharap, harga minyak sawit dunia bisa meningkat hingga US$ 50 per ton. “Saat ini harga berkisar US$ 540 per ton. Diharapkan bisa mencapai US$ 600 ton lah,” tutur Togar.


Togar mengakui, dengan adanya penambahan permintaan baru ini pun bisa mengkompensasi penurunan ekspor di tahun ini. GAPKI memang memperkirakan ekspor sawit akan menurun 3%-5% di tahun ini.

Konsumsi CPO di dalam negeri pun diperkirakan akan meningkat. Togar memperkirakan, konsumsi CPO domestik dengan adanya mandatori B20 ini bisa mencapai 1,25 juta ton per bulannya. Sementara, rata-rata konsumsi CPO domestik di enam bulan pertama tahun ini sekitar 1 juta ton.

Kebijakan perluasan B20 ini diperkirakan bisa menyerap biodiesel sebanyak 4 juta kiloliter hingga akhir tahun. Angka ini termasuk serapan biodiesel dari awal tahun. Menurut Togar, 4 juta kiloliter biodiesel hampir setara dengan 4 juta kiloliter CPO.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia