GAPKI Minta Prabowo Segera Bentuk Badan Khusus Sawit



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) meminta Presiden Prabowo Subianto untuk membentuk Badan Khusus Sawit. 

Ketua Umum GAPKI, Eddy Martono menjelaskan badan ini penting untuk mengatasi tumpang tindih kebijakan terkait industri sawit. Hal ini juga merespon terkait penambahan jumlah susunan kementerian dan lembaga (K/L) pada Kabinet Merah Putih. 

"Kita masih berharap ada badan sawit nasional. Jangan sampai seperti sebelumnya terlalu banyak K/L mengurus sawit ada kebijakanya tumpang tindih," kata Eddy dalam konferensi pers di Kantornya, Selasa (22/10). 


Eddy menerangkan, usulan pendirian badan khusus sawit ini sebetulnya sudah disampaikan jauh sebelum Prabowo dipilih menjadi Presiden. 

Baca Juga: B50 Ditargetkan Rilis pada 2026, Gapki Ingatkan Produksi Sawit Stagnan

Untuk saat ini, GAPKI tetap berharap usulanya bisa dikabulkan. Pihaknya bahkan sudah memberikan kajian khusus terkait pentingnya pembentukan badan baru ini dan telah disampaikan kepada pimpinan negara. 

"Badan ini diharapkan nanti tidak dibawah menteri tapi bertanggung jawab langsung pada Presiden," ujar Eddy. 

Melalui Badan ini, dirinya percaya masalah stagnasi produksi sawit dapat diatasi. Selain itu, badan khusus ini bisa mendorong percepatan Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) yang selama ini terhambat. 

"Kondisi kita sekarang stagnan, kalau lihat produktivitas kita juga bukan naik tapi turun, sementara konsumsi kita naik terus, tahun ini saja sudah naik,” ujarnya. 

Berdasarkan data yang dipaparkan, sampai dengan bulan Agustus, produksi tahun 2024 adalah 34.522 ribu ton atau 4,86 persen lebih rendah dari periode yang sama tahun 2023 yaitu dari 36.287 ribu ton. 

Sedangkan, total konsumsi dalam negeri sampai dengan bulan Agustus 2024 mencapai 15.571 ribu ton atau 1,94 persen lebih tinggi dari tahun 2023 sebesar 15.274 ribu ton.  

Terpisah, Ketua Umum DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Gulat Manurung menuturkan, Badan Sawit bakal menjadi database seluruh aktivitas dan mengantisipasi hal-hal negatif.

"Dengan data yang lengkap maka akan meningkatkan replanting, permasalahan lahan diatasi, pupuk kurang di mana langsung dikirim, karena semua terdatabase dalam satu Badan Sawit Indonesia," tuturnya.

Gulat bilang, pihaknya juga telah berdiskusi dengan tim presiden terpilih Prabowo-Gibran bahkan kajiannya tengah di uji oleh Universitas Indonesia (UI) terkait seberapa penting rencana dibentuknya Badan Sawit Indonesia. 

"Mungkin minggu depan sudah keluar uji akademisnya Badan Sawit, artinya ini disimulasi keluarnya Badan Sawit," tandasnya.

Sementara itu, Guru Besar IPB University, Rachmat Prambudy menyampaikan adanya aspirasi dari petani untuk pembentukan Badan Sawit ini menjadi dasar yang kuat.

"Saya sebagai guru besar IPB dan anggota HKTI saya merasa ini menjadi kebutuhan, mungkin bagian dari strategi kita untuk menghasilkan produk unggulan yang berdaya saing," tutur dia.

Baca Juga: Soal Kabinet Gemuk Prabowo, Dampak Ke Industri Sawit Apa ?

Selanjutnya: Unilever (UNVR) Kantongi Laba Rp3 Triliun hingga September 2024

Menarik Dibaca: Prakiraan Cuaca Jakarta Besok (24/10): Cerah Berawan dan Berawan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Sulistiowati