Gapki Optimistis Proyeksi Ekonomi Sawit Tebus Rp 775 Triliun Tahun 2024 Tercapai



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) memproyeksikan nilai keekonomian kelapa sawit dari hulu ke hilir tembus Rp 775 triliun pada tahun 2024 ini. Angka tersebut lebih tinggi dari realisasi nilai ekonomi kelapa sawit di Indonesia pada 2023 yang mencapai Rp 750 triliun.

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) optimistis proyeksi yang disampaikan pemerintah terkait nilai ekonomi sawit dapat tercapai. 

"Kemungkinan tercapai karena hilirisasi industri sawit kita bisa dikatakan sangat bagus pada tahun ini," ujar Ketua Umum Gapki, Eddy Martono kepada KONTAN, Kamis (10/10/2024).


Baca Juga: Singkong Diusulkan Sebagai Komoditas Penerima Pupuk Subsidi

Eddy juga menambahkan bahwa proyeksi untuk tahun depan menunjukkan harapan yang positif. "Untuk tahun depan, juga diproyeksikan bisa mencapai target," ujarnya.

Peningkatan proyeksi ini didorong oleh mandatory penggunaan bahan bakar campuran biodiesel berbasis minyak sawit (B40) yang akan diterapkan pada 1 Januari 2025. 

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mempersiapkan penerapan B40, yang diperkirakan memerlukan stok minimal minyak kelapa sawit mentah sekitar 17,57 juta kiloliter. 

Angka ini didapat dari asumsi kebutuhan solar tahun 2024 yang mencapai 38,04 juta kiloliter, dengan pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sekitar 5%.

Baca Juga: Ketegangan Timur Tengah Memanas, Harga CPO Catat Rekor Baru

Namun, Gapki mengingatkan adanya tantangan dalam industri sawit di dalam negeri, terutama penurunan produktivitas. "Tantangan utamanya adalah produktivitas yang cenderung turun dan produksi stagnan," ungkap Eddy.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menekankan pentingnya hilirisasi kelapa sawit dalam mencapai proyeksi nilai keekonomian tersebut. Berdasarkan data nilai Produk Domestik Bruto (PDB) nasional kuartal II-2024, kontribusi sektor industri pengolahan kelapa sawit dan turunannya mencapai 3,5%. 

Agus menambahkan, kelapa sawit termasuk dalam industri agro yang menjadi salah satu dari 10 industri prioritas yang ditetapkan oleh Kemenperin. Produk hilirisasi dari turunan sawit kini telah mencapai 200 jenis, meningkat signifikan dari 48 jenis produk pada tahun 2011. 

Baca Juga: Tren Suku Bunga Masih Turun di 2025, Cadangan Devisa Diperkirakan Kembali Meningkat

Pemerintah juga telah mengimplementasikan B30 sebagai salah satu produk hilirisasi kelapa sawit dan kini tengah mempersiapkan implementasi B40, dengan peluang untuk mengembangkan B100 di masa mendatang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli