JAKARTA. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) memperkirakan bea keluar minyak mentah kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) akan turun menjadi 9% pada September mendatang. Perkiraan pengusaha ini berdasarkan harga CPO yang terus melandai sepanjang akhir Juli hingga dua pekan pertama di Agustus.Direktur Eksekutif GAPKI Fadhil Hasan mengatakan, harga rata-rata CPO di pasar global tercatat terus tergerus mulai sejak April lalu berturut-turut sampai pada Juli 2014. Catatan saja, harga rata-rata minyak sawit mentah di Rotterdam pada Juli 2014 bergerak di kisaran US$ 817 per metrik ton hingga US$ 872 per metrik. Harga rata-rata selama Juli 2014 sebesar US$ 843 per metrik ton. Harga rata-rata ini turun sekitar 1,5% dibandingkan dengan harga rata-rata bulan Juni US$ 856 per metrik ton.Penurunan harga CPO ini lantaran permintaan yang menurun akibat pertumbuhan ekonomi China dan India yang melambat. Kedua negara tersebut merupakan konsumen terbesar minyak mentah kelapa sawit. Akibat permintaan yang menurun ini, stok CPO di Indonesia dan Malaysia melimpah.Ke depannya, GAPKI memperkirakan penurunan harga CPO masih terus berlanjut. Pada dua pekan pertama Agustus ini harga CPO global kembali terjerembab. Harga CPO hanya bergerak di kisaran US$ 755 per metrik ton–US$ 810 per metrik ton. GAPKI memperkirakan harga CPO hingga akhir Agustus akan cenderung bergerak turun di kisaran harga US$ 715 per metrik ton-US$ 750 per metrik ton. Sementara itu Harga Patokan Ekspor Agustus 2014 ditentukan oleh Kementerian Perdagangan sebesar US$ 794 per meterik ton dan bea keluar 10,5% dengan referensi harga rata-rata tertimbang (CPO Rotterdam, Kuala Lumpur dan Jakarta) sebesar US$ 865,5 per meterik ton.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
GAPKI perkirakan bea keluar CPO turun menjadi 9%
JAKARTA. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) memperkirakan bea keluar minyak mentah kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) akan turun menjadi 9% pada September mendatang. Perkiraan pengusaha ini berdasarkan harga CPO yang terus melandai sepanjang akhir Juli hingga dua pekan pertama di Agustus.Direktur Eksekutif GAPKI Fadhil Hasan mengatakan, harga rata-rata CPO di pasar global tercatat terus tergerus mulai sejak April lalu berturut-turut sampai pada Juli 2014. Catatan saja, harga rata-rata minyak sawit mentah di Rotterdam pada Juli 2014 bergerak di kisaran US$ 817 per metrik ton hingga US$ 872 per metrik. Harga rata-rata selama Juli 2014 sebesar US$ 843 per metrik ton. Harga rata-rata ini turun sekitar 1,5% dibandingkan dengan harga rata-rata bulan Juni US$ 856 per metrik ton.Penurunan harga CPO ini lantaran permintaan yang menurun akibat pertumbuhan ekonomi China dan India yang melambat. Kedua negara tersebut merupakan konsumen terbesar minyak mentah kelapa sawit. Akibat permintaan yang menurun ini, stok CPO di Indonesia dan Malaysia melimpah.Ke depannya, GAPKI memperkirakan penurunan harga CPO masih terus berlanjut. Pada dua pekan pertama Agustus ini harga CPO global kembali terjerembab. Harga CPO hanya bergerak di kisaran US$ 755 per metrik ton–US$ 810 per metrik ton. GAPKI memperkirakan harga CPO hingga akhir Agustus akan cenderung bergerak turun di kisaran harga US$ 715 per metrik ton-US$ 750 per metrik ton. Sementara itu Harga Patokan Ekspor Agustus 2014 ditentukan oleh Kementerian Perdagangan sebesar US$ 794 per meterik ton dan bea keluar 10,5% dengan referensi harga rata-rata tertimbang (CPO Rotterdam, Kuala Lumpur dan Jakarta) sebesar US$ 865,5 per meterik ton.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News