Gapki: Perlu Peningkatan Produksi Sawit Untuk Implementasi B50



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mengingatkan pentingnya peningkatan produktivitas sawit dalam penerapan biodisel 50 (B50).

Diketahui, pemerintah baru saja melakukan peluncuran B50. Saat ini program ini akan dilanjutkan uji teknis untuk kemudian diimplementasikan secara masal.

Ketua Umum GAPKI Eddy Martono mengakui, saat ini produksi sawit tengah mengalami stagnasi. Dengan kondisi ini, implementasi B50 akan terhambat jika ada ada kenaikan permintaan terhadap minyak sawit mentah (CPO) dari negara importir.


"Kalau cukup masih cukup dengan implementasi B50 tapi kalau permintaan negara importir naik maka bisa jadi tidak mencukupi," urai Eddy pada Kontan.co.id, Kamis (22/8). 

Baca Juga: Gapki Minta Program B50 Prabowo-Gibran Ditinjau Kembali, Ini Alasannya

Untuk itu, Eddy mendorong realisasi Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dapat dikebut guna memacu produksi sawit.

Pihaknya juga meminta hambatan yang ada dalam realisasi PSR dapat segera dituntaskan. Dengan begitu capaian produksi sawit bisa mencukupi berbagai program pemerintah termasuk B50 ini.

"Sambil menunggu uji coba tetap harus ditingkatkan produktivitas supaya produksi naik," paparnya.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Eniya Listiani Dewi mengatakan, saat ini implementasi B50 masih dalam kajian awal.

"Kami sedang persiapkan kajian teknis pengujinya," kata Eniya pada Kontan.co.id, Kamis (22/8).

Eniya menambahkan, pemerintah belum menetapkan target pelaksanaan program hilirisasi sawit ini. Menurutnya implementasi bisa dilakukan usai hasil uji teknis keluar.

Selain itu, pihaknya saat ini masih memprioritaskan program B40 yang akan mulai diterapkan pada 1 Januari 2025.

"Mandatori yang disiapkan baru B40 dulu di 1 Januari 2025," ujarnya. 

Selanjutnya: 4 Alasan Mengapa Juventus Ingin Menjual Federico Chiesa

Menarik Dibaca: Survei Manulife : Masyarakat Indonesia Hadapi Tekanan Finansial

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari