KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Eddy Martono memproyeksikan produksi minyak sawit mentah alias Crude Palm Oil (CPO) akan turun sekitar 5% pada tahun ini. Penurunan produksi CPO ini disebabkan oleh aktivitas agronomis sepanjang tahun 2022 dan 2023, seperti minimnya pemupukan dan faktor iklim. Senada, Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) pun memperkirakan produksi CPO akan turun pad kisaran 5%–10% pada 2024. "Karena terlambat peremajaan berkaibat pada penurunan produksi," kata Eddy kepada Kontan, Jumat (8/11).
Namun demikian, Eddy memperkirakan tahun depan produksi CPO masih berada pada level 50 juta ton, ditopang oleh
replanting yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan sawit.
Baca Juga: Jelang Tutup Tahun, Begini Strategi Emiten Kelapa Sawit (CPO) Diberitakan Kontan sebelumnya, jelang tutup tahun, sejumlah emiten kelapa sawit atau Crude Palm Oil (CPO) memacu kinerja stabil untuk tahun buku 2024. Seperti Astra Agro (AALI), Sinarmas Agro (SMAR) hingga Triputra Agro (TAPG). Tidak dipungkiri, efek samping El Nino atau kemarau panjang di tahun 2023 masih mempengaruhi kuantitas dan kualitas produksi sawit. Ditambah, pada awal dan pertengahan tahun ini, para emiten menghadapi sejumlah tantangan di antaranya melemahnya harga jual rata-rata untuk CPO dan Palm Krenel atau
average selling price (ASP) karena adanya persaingan dengan minyak nabati lainnya di pasar global. Sepanjang tahun ini, beberapa emiten tengah melakukan program r
eplanting atau peremajaan pohon sawit yang secara langsung berpengaruh pada menurunnya produksi Tandan Buah Segar (TBS) dan CPO mereka di tahun ini.
Baca Juga: Trump Terpilih sebagai Presiden, Gapki Optimis Ekpor ke CPO ke AS akan Bertambah Dari sisi produksi, emiten kelapa sawit milik Grup Astra, PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) menargetkan produksi CPO hingga tutup tahun ini sama dengan produksi sepanjang tahun 2023. Sebagai gambaran sepanjang tahun lalu, AALI mencatatkan produksi TBS sebanyak 3,31 juta ton dengan produksi CPO sebesar 1,27 juta ton. PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk. (SMAR) juga punya pemikiran yang sama soal target produksi. Yaitu dapat mempertahankan tingkat produksi kebun pada tahun 2024, setidaknya setara dengan hasil produksi pada tahun 2023. Sebagai gambaran, SMAR sepanjang tahun 2023 mencatatkan produksi produk sawit berupa CPO dan kernel sebanyak 722 ribu ton pada 2023.
Target produksi yang stabil atau setidaknya sama dengan tahun lalu juga masih coba dibidik oleh PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG). Sebagai gambaran sepanjang tahun lalu, TAPG mencatatkan produksi TBS sebanyak 3,05 juta ton dengan CPO sebanyak 975 ribu ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Putri Werdiningsih