Gapkindo minta karet diatur ditingkat Asean



JAKARTA. Kebijakan International Tripartite Rubber Council (ITRC) yang beranggotakan tiga negara produsen karet seperti Thailand, Indonesia dan Malaysia sudah tidak efektif lagi. Pasalnya, negara produsen karet diluar ITRC terus bertambah dan produksinya cukup besar. Oleh sebab itu, Gapkindo mengharap agar pemerintah Indonesia secara langsung atau melalui ITRC membentuk Asean rubber community. "Kita meminta bila persoalan karet ini dibicarakan oleh pemerintah ditingkat Asean," kata Daud Husni Bastari, Ketua Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo), Rabu (7/5). Daud bilang, saat ini karet sudah menjadi komoditas di negara-negara Asean. Meski tidak merinci namun setidaknya 90% dari suplai karet dunia dihasilkan dari Asean. Bahkan, tiga negara produsen karet anggota ITRC sudah tidak ada pengaruhnya lagi mengatur kebijakan karet. Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) volume ekspor karet alam Indonesia periode Januari-Februari 2014 tercatat 453,408 ton atau meningkat 12,% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 401,296 ton. Sementara untuk nilainya mengalami penurunan dari US$ 1.166.539.711 menjadi US$ 1.008.576.790. Luas areal lahan perkebunan karet dalam negeri mencapai 3,5 juta hektar (ha). Dari jumlah tersebut produksi karet Indonesia untuk tahun 2013 diperkirakan mencapai 3,18 metrik ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan