Gapkindo: Tekanan harga karet sudah kebablasan



JAKARTA. Sentimen pasar terhadap situasi ekonomi di China menyebabkan harga karet makin tertekan. Selama bulan Januari lalu, harga karet di bursa Tokyo Commodity Exchange (Tocomm) untuk pengiriman Maret 2014 rata-rata berada di level 243,27 JPY (yen) per kilogram (kg). Di awal Januari (6/1), harga komoditas bahan baku ban ini sempat menyentuh titik tertinggi (selama sebulan) yakni 263,10 yen. Namun jelang akhir Januari (28/1) harga karet berada di titik terendah senilai 220,60 JPY per kg. Saat penutupan (31/1), harga karet hanya naik 0,1 poin ke 220,70 JPY per kg. Moenardji Soedargo, Wakil Ketua Umum Bidang Pemasaran Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) bilang, tekanan harga karet saat ini sudah overdone atau kebablasan.

"Sebetulnya agak berlebihan kalau harga karet mengalami penekanan seperti sekarang. Agak overdone atau kebablasan," kata dia pada KONTAN, Senin (3/2). Menurut Moenardji, pasar cenderung bereaksi mendahului fakta yang ada. Misalnya, untuk mengantisipasi rumor kelesuan aktivitas industri akibat kesulitan keuangan China, harga karet jadi makin tertekan.

Padahal saat ini, kata dia, perekonomian Amerika Serikat yang mulai membaik seharusnya bisa mengimbangi kelesuan ekonomi China. "Tapi namanya juga transisi, butuh waktu," imbuh dia. Ia memperkirakan, harga karet seharusnya akan membaik dalam waktu dekat. Soalnya, dalam 1-2 bulan lagi sekitar akhir Februari atau Maret akan terjadi musim gugur daun pada daerah penghasil karet di sisi utara khatulistiwa.


Artinya, termasuk sebagian Indonesia (Sumatera Utara) dan negara penghasil lain seperti Thailand.  Sehingga, "diperkirakan pasokan karet yang berasal dari daerah itu akan berkurang," terang Moenardji. Sementara itu, Ketua Dewan Karet Azis Pane memperkirakan harga karet bulan Februari masih diperkirakan tertekan sampai April. Senada dengan Moenardji, sebabnya adalah pelemahan ekonomi di China dan India. "Kedua, kita tidak tahu ya, tapi bisa saja China ambil stok karet langsung dari Thailand tidak lewat bursa sehingga stok di sana melimpah," kata dia pada KONTAN. Di awal Februari ini saja, kata Azis, harga karet sudah terkoreksi 2 JPY per kilogram. "Sekarang harga sekitar 198 JPY per kg. Turun 2 JPY lagi dari sebelumnya," kata dia. Padahal, Azis berharap krisis Thailand bisa mengerek harga karet. Namun rupanya pasokan karet dari Thailand tetap membanjiri pasar.

Namun Azis cukup optimis mulai kuartal kedua mendatang harga karet akan membaik. "Karena permintaan industri ban sekarang mengarah ke ban ukuran besar (untuk truk misalnya). Jadi kita harapkan kuartal dua harga membaik lagi," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan