JAKARTA. Rencana Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menaikkan trading term alias share perdagangan nampaknya akan ditolak Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi). Pasalnya, kenaikan trading term akan menyusahkan para pengusaha.Ketua Umum Gapmmi Thomas Darmawan mengatakan jika ia akan bertemu dengan Aprindo untuk membicarakan tentang kenaikan trading term. Gapmmi malah meminta agar trading term ini diturunkan. "Kita akan usulkan agar harga trading term itu diturunkan menjadi 1% dari harga barang," kata Thomas. Saat ini, harga trading term berkisar antara 3% sampai 7% dari harga barang.Menurutnya, kalau pemerintah meminta para pengusaha minuman dan makanan tidak menaikkan harga, maka seharusnya para pedagang ritel juga tidak menaikkan trading term. "Ini penting agar produsen tidak melakukan PHK," tandas Thomas. Alasan lain yang diajukan Thomas karena industri sudah sangat tertekan dengan pengaruh kenaikan harga BBM dan energi. Sehingga, kenaikan trading term akan sangat membebani perusahaan. "Penurunan ini mampu menekan biaya perusahaan," tegasnya.
GAPMI Minta Aprindo Tidak Naikkan Trading Term
JAKARTA. Rencana Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menaikkan trading term alias share perdagangan nampaknya akan ditolak Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman (Gapmmi). Pasalnya, kenaikan trading term akan menyusahkan para pengusaha.Ketua Umum Gapmmi Thomas Darmawan mengatakan jika ia akan bertemu dengan Aprindo untuk membicarakan tentang kenaikan trading term. Gapmmi malah meminta agar trading term ini diturunkan. "Kita akan usulkan agar harga trading term itu diturunkan menjadi 1% dari harga barang," kata Thomas. Saat ini, harga trading term berkisar antara 3% sampai 7% dari harga barang.Menurutnya, kalau pemerintah meminta para pengusaha minuman dan makanan tidak menaikkan harga, maka seharusnya para pedagang ritel juga tidak menaikkan trading term. "Ini penting agar produsen tidak melakukan PHK," tandas Thomas. Alasan lain yang diajukan Thomas karena industri sudah sangat tertekan dengan pengaruh kenaikan harga BBM dan energi. Sehingga, kenaikan trading term akan sangat membebani perusahaan. "Penurunan ini mampu menekan biaya perusahaan," tegasnya.