Gapmmi Klaim Pasokan Gula Rafinasi untuk Industri Mamin Aman pada 2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Pengusaha Makanan Minuman Indonesia (Gapmmi) menyebut pasokan gula rafinasi untuk kebutuhan industri makanan-minuman (mamin) di Indonesia cukup stabil memasuki awal tahun 2024.

Ketua Umum Gapmmi Adhi S. Lukman mengaku, pihaknya sudah mendapat kabar dari pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) bahwa izin impor gula rafinasi telah keluar melalui mekanisme Neraca Komoditas. Alhasil, kini para produsen mamin dapat bernapas lega seiring tercukupinya pasokan gula rafinasi.

Harga gula rafinasi sendiri disebut Gapmmi sedang dalam tren menurun akhir-akhir ini sejalan dengan pergerakan harga gula global. Mengutip situs trading economics, harga gula dunia berada di level US$ 21,10 sen per pound pada Rabu (3/1) pukul 16.00 WIB. Angka ini turun 18,29% dalam sebulan terakhir.


“Harga gula dunia sekarang memang turun dan keluarnya izin impor akan memberikan peluang bagi produsen untuk mencari alternatif gula dengan harga terbaik,” kata Adhi, Rabu (3/1).

Baca Juga: Realisasi Impor Seret, Harga Gula Berpotensi Melesat

Dia menambahkan, tidak ada yang bisa memastikan seberapa lama tren penurunan harga gula dunia berlangsung. Bisa jadi, harga gula di pasar global hanya turun dalam rentang waktu pendek saja.

Ada banyak faktor yang mempengaruhi pergerakan harga gula di pasar internasional. Di antaranya adalah dinamika geopolitik global, perubahan iklim dan fenomena El Nino yang terjadi di negara produsen tebu dan gula, larangan ekspor pangan, dan lain sebagainya.

Gapmmi pun menilai, kombinasi penurunan harga dan izin impor yang telah terbit membuat pasokan gula rafinasi untuk industri mamin nasional dapat terjaga setidaknya sampai momentum libur Lebaran Idulfitri tiba pada pertengahan April 2024. Kebutuhan gula rafinasi untuk sektor mamin dipastikan melonjak saat periode libur lebaran nanti.

Para produsen mamin berskala besar juga disebut-sebut tetap mempertahankan harga jual produknya pada awal 2024 di tengah adanya kepastian pasokan gula rafinasi yang aman. “Produsen juga mempertimbangkan faktor daya beli masyarakat yang belum pulih,” ujar Adhi.

Di luar itu, Adhi meyakini industri mamin bakal kembali tumbuh positif pada 2024. Selain dipengaruhi oleh perhelatan Pemilu, kinerja industri mamin juga ditopang oleh momentum musiman seperti Lebaran dan liburan Nataru.

Baca Juga: Mendag Beberkan Penyebab Harga Gula Masih Tinggi

“Tahun ini kinerja industri mamin diperkirakan tumbuh 4%--5%,” tandas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari