Gapmmi optimistis investasi sektor mamin tumbuh



JAKARTA. Industri makanan dan minuman (mamin) masih menjadi primadona investasi, baik dalam negeri maupun dari asing. Berdasarkan rilis Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) untuk sektor mamin sampai semester I 2017 ada Rp 21,6 triliun untuk Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Untuk Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar US$ 1,18 miliar atau sekitar Rp 15,69 triliun (kurs 13.300 per dollar AS).

Maka total investasi untuk industri mamin paruh pertama tahun ini mencapai Rp 36 triliun. "Kalau berkaca dengan jumlah total investasi tahun lalu, maka ini sinyal yang positif," ujar Adhi S. Lukman, Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman seluruh Indonesia (Gapmmi) kepada KONTAN, Minggu (30/7).

Sekadar informasi, nilai total investasi di mamin tahun 2016 lalu mencapai Rp 67 triliun dan tahun 2015 Rp 43 triliun. Jika semester dua ini masih sama diikuti dengan jumlah investasi semester sebelumnya, maka jumlah investasi di industri mamin berpotensi tumbuh lebih dari Rp 70 triliun. "Ini menandakan Indonesia masih dipandang positif bagi pebisnis," kata Adhi.


Ada dua hal yang menjadi pertimbangan besar pebisnis berinvestasi mamin di Indonesia. Pertama, jumlah populasi penduduk Indonesia yang terus bertambah. Kedua, adanya perubahan gaya hidup yang signifikan di negara berkembang ini.

Namun Adhi melihat meski kondisi makro berjalan baik, daya beli masih belum pulih. "Seperti kelas menengah bawah masih berkutat mengendalikan income, sedangkan kelas menengah atas cemas melihat kondisi yang tidak stabil di dunia usaha," urai Adhi.  

Menurutnya belum banyak perusahaan yang melakukan ekspansi besar-besaran. Kemungkinan sebagian besar hanya menambah kapasitas produksi yang telah berjalan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini