Gaprindo: Kenaikan Cukai Hasil Tembakau Akan Menekan Kinerja Produsen Rokok Putih



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Gabungan Pengusaha Rokok Putih Indonesia (Gaprindo) menyoroti rencana kenaikan tarif cukai hasil tembakau (CHT) rata-rata 10% pada awal tahun 2024 mendatang.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha Rokok Putih Indonesia Benny Wachyudi menilai, kenaikan cukai rata-rata sebesar 10% pada tahun depan masih terlalu tinggi, khususnya bagi rokok jenis sigaret putih mesin (SPM).

Dari situ, sudah tentu harga rokok akan naik, mengingat kenaikan cukai tembakau akan diikuti oleh kenaikan harga jual eceran. Akibatnya, masyarakat yang masih terhimpit oleh kesulitan ekonomi akan mengurangi pembelian rokok, apalagi harga barang kebutuhan pokok juga naik akhir-akhir ini.


Baca Juga: Tolak Larangan Iklan Produk Tembakau di RPP Kesehatan, DPI Bersurat ke Kemenkes

Di samping itu, sebagian masyarakat berpotensi beralih membeli rokok yang segmennya lebih murah. “Bahkan, tidak tertutup kemungkinan masyarakat beralih ke rokok ilegal,” imbuh Benny, Selasa (19/12).

Meski tidak disebut secara rinci, Gaprindo memperkirakan kenaikan CHT rata-rata 10% akan berdampak pada penurunan penjualan SPM dalam beberapa waktu mendatang. Namun, segmen Sigaret Kretek Tangan (SKT) masih punya potensi peningkatan penjualan pada tahun depan di tengah tren kenaikan CHT.

Para produsen rokok di segmen SPM pada dasarnya telah melakukan segala strategi untuk dapat mempertahankan bisnisnya dari tantangan kenaikan CHT. Salah satu upaya yang dilakukan pihak produsen rokok segmen SPM adalah memaksimalkan penjualan ke pasar ekspor.

Baca Juga: Ini Efek Samping Kenaikan Cukai Hasil Tembakau (CHT)

“Pasar ekspor masih cukup terbuka peluangnya dan mereka (produsen) akan mendorong penjualan ke arah sana,” kata Benny.

Di sisi lain, Gaprindo belum mengetahui secara pasti apakah para produsen rokok segmen SPM akan gencar melakukan diversifikasi bisnis guna meminimalisasi dampak kenaikan CHT. Hal seperti itu bagian dari kebijakan internal masing-masing produsen rokok yang bersangkutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .