Gapura Angkasa bidik tiga maskapai asing



JAKARTA. PT Gapura Angkasa terus berusaha membesar bisnis ground handling yang mereka kelola. Perusahaan patungan antara Garuda Indonesia, PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II ini tengah membidik 3 maskapai asing untuk menjadi klien barunya. Targetnya, klien baru bisa menambah pemasukan kas pada semester II-2015 ini.

"Target kami bisa nambah tiga maskapai," ujar Agus Priyanto, Direktur Utama PT Gapura Angkasa kepada KONTAN (29/7). Hanya saja Agus belum mau memperinci siapa saja maskapai ini.

Tiga calon klien ini merupakan maskapai asing yang baru masuk ke tanah air. Agus mengisyaratkan ketiganya sudah menjadi klien Gapura Angkasa di bandara Ngurah Rai Denpasar, tapi ingin menambah rute di bandara lain.


Asal tahu saja, saat ini Gapura Angkasa telah melayani 52 maskapai diseluruh bandara di Indonesia. Beberapa makapai asing yang telah menjadi klien mereka adalah China Airlines, Jepang Airlines, Korea Airlines, Malaysia Airlines, dan Thai Airways. Perusahaan asing ini memiliki porsi sebesar 30% dari total penghasilan grond handling. Sedangkan sisanya sebesar 70% masih berasal dari perusahaan induk yakni PT Garuda Indonesia, dan Citilink.

Sebagai catatan, saat ini mayoritas saham perusahaan telah dikuasai oleh PT Garuda Indonesia Tbk yaitu sekitar 58,75%. Sisanya dimiliki oleh PT Angkasa Pura II sebesar 31,25% dan PT Angkasa Pura I sebesar 10%.

Manajemen Gapura Angkasa berharap, tambahan klien dari maskapai asing ini bisa mempermudah target bisnis dari layanan ground handling sebesar 60% dari total pendapatan 2015. Sedangkan sisanya akan dipenuhi dari usaha pergudangan sekitar 30% dan pengelolaan lounge di bandara, sekitar 10%.

Meskipun saat ini pendapatan dari bisnis ground handling masih mayoritas, Agus bilang, ke depan Gapura Angkasa ingin meningkatan pemasukan di luar jasa ground handling. "Tahun depan kami harapkan pergudangan bisa mencapai Rp 160 miliar dan hospitality bisa mencapai Rp 320 miliar," harapnya.

Sebagai gambaran, hingga semester I-2015, Gapura Angkasa mencatatkan peningkatan pendapatan sebesar 12,4% dari US$ 582 juta menjadi US$654 juta. Perusahaan yang semula merugi US$ 12 juta pada semester I-2014, tahun ini juga sudah mulai meraup untung sekitar US$ 54 juta.

Agus mengklaim, laba ini mereka peroleh dari menghemat biaya operasional sekitar 6% dari periode sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri