Gapura Prima Kembangkan Empat Proyek Baru



JAKARTA. Tampaknya Gapura Prima Group (GPG) bakal semakin ekspansif. Mereka siap mengerjakan lima proyek mixed used baru di bulan ini. Kelima proyek itu bakal tersebar di beberapa lokasi di Jakarta.

Kelima proyek baru itu adalah Belmont Residences, Kebayoran Residences, Gapura Prima (GP) Plaza, dan De Eastern. GPG pun siap menggelontorkan dana Rp 500 miliar untuk membiayai proyek tersebut. “Dana itu di luar tanah sebab kami sudah memiliki land bank sejak lama seluas 30 hektar. Jadi itu untuk konstruksinya saja,” kata Sekretaris Perusahaan Gapura Prima Group, Rosihan Saad, Jumat 5/6 di Jakarta.

Berhubung mereka akan membangun mixed used maka mereka akan mengintegrasikan fungsi hunian, komersial, perkantoran dan beberapa fasilitas pendukung lainnya. Tengok saja, Belmont Residence yang akan dibangun di Kebon Jeruk. Di proyek ini mereka akan membangun rusunami apartemen. Maksudnya rusunami yang dicampur dengan apartemen menengah. “Kami siap membangun sekitar tiga sampai lima menara tergantung dari perizinan yang akan keluar nanti,” katanya.


Tidak beda jauh dengan Bellmont, GP Plaza dibangun di Slipi berhadapan dengan Gedung Jakarta Design Center (JDC). Di sini mereka siap mengembangkan lahan seluas 5.000 meter persegi. Nantinya mereka akan membangun apartemen yang dicampur dengan perkantoran dan mal.

Proyek berikutnya, adalah Kebayoran Residences yang akan dibangun di Kebayoran Baru Jakarta Selatan. Mereka akan membangun apartemen berkonsep butik yang dilengkapi dengan lifestyle mall dan butik kantor. Di sini mereka akan membangun sekitar 5 menara apartemen.

Proyek terakhir adalah De Eastern. Mereka akan membangun rusunami di kawasan Bekasi Timur Jawa Barat. Di Proyek ini mereka juga akan mengembangkan trade center yang akan melengkapi kehadiran Bekasi Trade Center. “Kami menyiapkan lahan sekitar 10 hektar untuk pembangunan De Eastern,” tandasnya.

GPG optimis bisa mendapatkan keuntungan dari proyek baru itu. Apalagi dari beberapa proyek itu sudah mendapatkan konfirmasi sekitar 30 % dari konsumen. Dengan begitu bukan tidak mungkin pendapatan dari proyek baru itu bisa menembus angka Rp 700 miliar.

Menurut kepala Riset Jones Lang LaSalle Anton Sitorus, GPG tampaknya ingin menunjukkan eksistensi mereka sebagai pengembang yang patut diperhitungkan. Pasalnya selama ini banyak kalangan yang menilai kalau mereka ini sudah habis alias tidak ada proyek baru. “Pada tahun lalu kan mereka hanya melakukan konsolidasi diri saja tanpa ada proyek baru dilempar ke pasar,” ujarnya.

Sementara strategi mixed use development yang dipergunakan GPG lebih bertujuan untuk mendapatkan pembeli dari berbagai segmen. Dengan begitu kepentingan semua konsumen bakal terwakili. Apalagi keempat proyek ini berada di lokasi yang sangat strategis. “Mereka tampaknya masih setia dengan filosofi properti yang bertitik tolak pada lokasi, lokasi dan lokasi,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Djumyati P.