Gapuspindo: Indonesia Defisit Daging Sapi Sebanyak 435 Ribu Ton



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kebutuhan daging sapi nasional menjelang Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri kerap kali melonjak. Ini merupakan momen bagi para peternak untuk memanen hasil ternaknya. 

Ketua Dewan Gapuspindo (Gabungan Pelaku Usaha Peternakan Sapi Potong Indonesia), Didiek Purwanto menyayangkan bahwa supply daging sapi nasional justru tak mampu memenuhi demand masyarakat.

Pada tahun 2024, kata dia, pemerintah telah melakukan analisa bahwa kebutuhan daging nasional sebesar 720.375 Ton. 


Baca Juga: Jelang Ramadan, ASPIDI: Pasokan Daging Sapi Masih Kurang

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) Apabila di perhitungkan dari jumlah penduduk Indonesia sebesar 279.965 jiwa. Maka konsumsi daging sapi per kapita per tahun sebesar 2.57 kg.

Kemudian, untuk data populasi sapi hasil sensus BPS tahun 2023 tercatat 11.3 juta ekor dan kerbau sebanyak 470,9 ribu ekor maka kemampuan produksi lokal untuk memenuhi kebutuhan daging nasional di perkirakan hanya 281.640 Ton atau 39.1% dari total kebutuhan nasional.

Hal ini dikarenakan dari stock sapi dan kerbau yang ada tidak semua bisa siap dipotong atau yang bisa di perhitungkan untuk pemenuhan daging  adalah sapi jantan dewasa serta betina yang sudah tidak produktif sementara sapi anakan (pedet), sapi muda dan betina produtif tidak diijinkan dipotong. 

"Dengan demikian secara nasional akan terjadi defisit 453.000 Ton atau setara dengan 2.5 juta ekor sapi potong," kata Didiek saat dikonfirmasi KONTAN, Kamis (29/2).

Kata dia, kondisi ini dapat disimpulkan bahwa Indonesia dalam kondisi yang kritis untuk bisa memenuhi kebutuhan konsumsi daging nasional.

Sementara itu, berdasarkan prognosa neraca pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) stok awal tahun 2024 untuk daging sapi dan kerbau sebanyak 130.153 ton dengan produksi dalam negeri sebanyak 422.649 ton dan rencana impor sepanjang 2024 sebanyak 389.024 ton. 

Editor: Handoyo .