Gara-gara Afghanistan, Kabinet Belanda Bubar



AMSTERDAM. Setelah rapat maraton selama 16 jam sejak Jumat (19/2), kabinet Belanda pada Sabtu (20/2) dinihari jatuh. Pemicunya adalah kegagalan partai-partai koalisi menyepakati soal nasib pasukan Belanda di Afghanistan.

Pendapat partai koalisi yang terdiri dari Partai Kristen Demokrat, Uni Kristen, dan Partai Buruh terpecah soal Afghanistan. Partai Kristen Demokrat dan Uni Kristen bersikukuh memenuhi desakan Pakta Pertahanan Altantik Utara atau NATO untuk memperpanjang operasi sekitar 2.000 tentara Belanda di provinsi Uruzgan, Afghanistan.

Sedangkan, Partai Buruh menolak dan menginginkan tentara Belanda ditarik dari sana pada Agustus mendatang, sesuai kesepakatan parlemen. Belanda yang bergabung dengan NATO tahun 2006 lalu sudah memperpanjang keberadaan pasukannya di Afganistan. Seharusnya tentara Belanda pulang tahun 2008 lalu.


Partai Buruh menilai, Belanda terseret terlalu jauh dalam perang tak berujung itu. Mereka bilang, awalnya, partisipasi Belanda di Afghanistan adalah misi perdamaian untuk rekonstruksi.

Perdana Menteri (PM) Belanda yang berasal dari partai Kristen Demokrat Jan Peter Balkenende, Minggu (21/2), telah menyerahkan surat pengunduran diri dari semua menteri dan wakil menteri dari Partai Buruh ke Ratu Beatrix. Ratu dikabarkan bakal bertemu dengan PM, Deputi PM, dan penasehatnya hari ini.

"Sulit mempertahankan kabinet tanpa ada kesepakatan," ujar Belkenende, usai pernyataan resmi pembubaran kabinet keempatnya, pekan lalu.

Pamor Kristen Demokrat

Deputi PM Andre Rouvoet mengungkapkan, pemilihan parlemen yang seharusnya berlangsung ada Mei 2011 akan dimajukan. Sesuai hukum Belanda, pemilihan bisa dilakukan dalam 83 hari setelah pembubaran.

Survei menunjukkan, jika pemilihan dilakukan hari ini, Partai Kristen Demokrat bakal kehilangan 9 kursi di parlemen. Survei dua pekan sebelumnya, partai ini masih menggenggam 34 kursi.

Jatuhnya kabinet Belanda dikhawatirkan memperlambat pemulihan ekonomi Negeri Kincir Angin itu. Apalagi, pekan lalu, ekonom memperhitungkan defisit pemerintah bakal mencapai 6,1% dari Produk Domesti Bruto tahun ini. Meski, sebagian pengamat menilai, menarik pasukan memperburuk citra Belanda sebagai mitra NATO yang terpercaya.

Yang pasti, kejatuhan kabinet ini memperpanjang catatan buruk Belkenande. Dalam tujuh tahun sejak 2002, kabinet Balkenende telah jatuh hingga empat kali.

Editor: Johana K.