AMSTERDAM. Setelah rapat maraton selama 16 jam sejak Jumat (19/2), kabinet Belanda pada Sabtu (20/2) dinihari jatuh. Pemicunya adalah kegagalan partai-partai koalisi menyepakati soal nasib pasukan Belanda di Afghanistan. Pendapat partai koalisi yang terdiri dari Partai Kristen Demokrat, Uni Kristen, dan Partai Buruh terpecah soal Afghanistan. Partai Kristen Demokrat dan Uni Kristen bersikukuh memenuhi desakan Pakta Pertahanan Altantik Utara atau NATO untuk memperpanjang operasi sekitar 2.000 tentara Belanda di provinsi Uruzgan, Afghanistan. Sedangkan, Partai Buruh menolak dan menginginkan tentara Belanda ditarik dari sana pada Agustus mendatang, sesuai kesepakatan parlemen. Belanda yang bergabung dengan NATO tahun 2006 lalu sudah memperpanjang keberadaan pasukannya di Afganistan. Seharusnya tentara Belanda pulang tahun 2008 lalu.
Gara-gara Afghanistan, Kabinet Belanda Bubar
AMSTERDAM. Setelah rapat maraton selama 16 jam sejak Jumat (19/2), kabinet Belanda pada Sabtu (20/2) dinihari jatuh. Pemicunya adalah kegagalan partai-partai koalisi menyepakati soal nasib pasukan Belanda di Afghanistan. Pendapat partai koalisi yang terdiri dari Partai Kristen Demokrat, Uni Kristen, dan Partai Buruh terpecah soal Afghanistan. Partai Kristen Demokrat dan Uni Kristen bersikukuh memenuhi desakan Pakta Pertahanan Altantik Utara atau NATO untuk memperpanjang operasi sekitar 2.000 tentara Belanda di provinsi Uruzgan, Afghanistan. Sedangkan, Partai Buruh menolak dan menginginkan tentara Belanda ditarik dari sana pada Agustus mendatang, sesuai kesepakatan parlemen. Belanda yang bergabung dengan NATO tahun 2006 lalu sudah memperpanjang keberadaan pasukannya di Afganistan. Seharusnya tentara Belanda pulang tahun 2008 lalu.