Gara-gara aksi demonstrasi yang semborono, Australia mungkin perpanjang lockdown



KONTAN.CO.ID - MELBOURNE. Pemerintah daerah New South Wales (NSW) Australia mencatat peningkatan harian tertinggi kedua tahun ini dalam kasus Covid-19 yang didapat secara lokal pada Minggu (25/7/2021). Kondisi ini terjadi di tengah kekhawatiran gelombang infeksi baru setelah ribuan orang bergabung dalam protes anti-lockdown.

"Sehubungan dengan protes kemarin, dapatkah saya mengatakan betapa bencinya saya. Itu menghancurkan hati saya," kata Gladys Berejiklian, perdana menteri negara bagian terpadat di negara itu, kepada wartawan.

"Saya berharap itu tidak akan menjadi kemunduran, tapi bisa jadi," katanya.

Data Reuters menunjukkan, ada 141 kasus Covid-19 yang dilaporkan, turun dari 163 sehari sebelumnya. Wabah, yang dimulai pada bulan Juni, didorong oleh varian virus Delta yang sangat menular, dan sekarang telah menginfeksi 2.081 orang di New South Wales. Sementara, ada 43 orang yang dirawat intensif, naik dari 37 orang sehari sebelumnya.

Baca Juga: Australia menyetujui penggunaan vaksin Pfizer-BioNTech untuk anak berusia 12-15 tahun

Di sisi lain, Perdana Menteri Australia Scott Morrison mendapatkan kecaman terkait peluncuran vaksin yang lambat. Namun, dia mengatakan, lebih banyak pasokan vaksin tidak akan memastikan New South Wales keluar dari penguncian. Akan tetapi, yang dibutuhkan saat ini adalah penguncian yang efektif dan ditegakkan dengan benar.

"Biar saya perjelas - tidak ada alternatif selain penguncian di New South Wales untuk mengendalikan ini. Tidak ada peluru ajaib lain yang akan melakukan itu," kata Morrison kepada wartawan pada konferensi media yang disiarkan televisi.

Dia menyebut protes anti-lockdown di Sydney sembrono dan merugikan diri sendiri.

Baca Juga: Perdana Menteri Australia meminta maaf atas lambatnya program vaksinasi COVID-19

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie