Gara-Gara Bandara Thailand Ditutup, Pariwisata Vietnam Anjlok



HO CHI MINH. Pada bulan November, jumlah wisatawan asing yang melancong Vietnam anjlok 22%. Pemicu utamanya tak lain akibat krisis global dan penutupan sementara bandara utama internasional Thailand.

Berdasarkan data dari General Statistics Office di Hanoi, jumlah turis yang datang merosot ke posisi 279.904. Jika dibanding bulan sebelumnya, jumlah kunjungan wisatawan asing anjlok 6%. Tahun lalu, lebih dari 4,1 wisatawan mancanegara mengunjungi Vietnam. Jumlah ini melonjak dua kali lipat dibanding sepuluh tahun lalu.

Selain itu, jumlah kedatangan wisatawan mancanegara turun 15% dari November 2007. Sementara, kunjungan bisnis mengalami kenaikan sebesar 3%.


Semakin berkurangnya pendapatan yang datang dari pelancong luar negeri dipastikan akan memukul banyak sektor, mulai dari konstruksi, hotel hingga transportasi. Tak ayal, kondisi ini akan semakin mempersulit Pemerintah Vietnam untuk mencapai target pertumbuhan. Pemerintah Vietnam memprediksi akan mengalami perlambatan ekonomi terburuk pada tahun ini sejak 1999 silam.

Pemerintah menargetkan pertumbuhan sebesar 6,7% tahun ini dan 6,5% tahun depan. Sementara, pada tahun lalu, ekonomi Vietnam berhasil tumbuh 8,5% dan merupakan pertumbuhan tercepat dalam satu dekade terakhir.

“Bagian terpenting dalam pembangunan di negara ini adalah resorts dan hotel. Dengan menurunnya sektor pariwisata, para investor juga berpikir ulang untuk menanamkan investasinya, yang artinya, sektor konstruksi juga akan semakin melempem,” jelas Ayumi Konishi, country director Asian Development Bank.

Konishi juga berpendapat, Vietnam harus segera bersiap mengalami perlambatan ekonomi. “Kita tak bisa bilang, penurunan di sektor ini akan memberikan keguncangan dalam perekonomian atau semakin menekan melemahnya mata uang dong. Meski demikian, hal ini merupakan bagian dari tren yang lebih luas lagi,” jelas Konishi.

Pendapat senada juga diungkapkan oleh Stephen O’Grady, managing director of Vinacapital Hospitality di Ho Chi Minh City. “Situasi tersulit dihadapi oleh resort karena mereka tidak mendapatkan bisnis convention. Situasi di Thailand juga memberikan dampak negatif. Kami melihat, jumlah bookingan hotel di Hanoi banyak yang dibatalkan dalam beberapa hari terakhir karena banyak orang yang tidak dapat masuk ke dalam Vietnam,” papar O’Grady.

Kemarin, bandara Suvarnabhumi sudah membuka sebagian penerbangannya setelah demonstran anti pemerintah menghentikan aksinya. Air France-KLM Group dan Deutsche Lufthansa AG sudah membuka kembali penerbangannya ke Vietnam via ibukota Thailand. Sementara, beberapa maskapai seperti Vietnam Airlines Corp dan Thai Airways International Pcl juga sudah membuka rute antara Bnagkok dan beberapa kota Vietnam.

Editor: Didi Rhoseno Ardi