Gara-gara China, harga CPO terjatuh



KUALA LUMPUR. Harga kontrak crude palm oil (CPO) terjatuh dari posisi tertingginya dalam 18 bulan terakhir pada transaksi pagi ini (10/3). Berdasarkan data Bloomberg, pagi tadi, harga kontrak CPO untuk pengantaran Mei turun sebesar 0,9% menjadi 2.861 ringgit atau US$ 872 per metrik ton di Bursa Malaysia Derivatives. Pada pukul 11.44 waktu Kuala Lumpur, kontrak yang sama berada di posisi 2.865 ringgit. Pada 7 maret lalu, harga kontrak CPO sempat mencapai 2.896 ringgit, yang merupakan level tertinggi sejak September 2012. Pada pekan lalu, harga kontrak CPO mencatatkan kenaikan sebesar 3,1%. Ini merupakan kenaikan mingguan kelima bagi harga CPO. Pergerakan harga CPO dipengaruhi spekulasi bahwad data inflasi China yang lebih rendah dari estimasi memberikan sinyal turunnya tingkat permintaan CPO dari Negeri Panda. Selain itu, ada pula data lain yang menunjukkan perekonomian China melambat. Yakni, tingkat ekspor China yang anjlok 18,1% pada Februari lalu dibanding tahun sebelumnya. Ini merupakan penurunan terbesar sejak Agustus 2009 lalu. "Tingkat permintaan CPO sangat berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi secara umum di China. Bagi Malaysia, China merupakan pasar ekspor CPO terbesar. Sehingga data negatig ekonomi China akan berdampak pada pergerakan harga CPO dalam jangka pendek," urai Alan Lim Seong Chun, analis Kenanga Investment Bank Bhd di Kuala Lumpur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie