Gara-gara China, minyak jatuh ke bawah US$ 45



SINGAPURA. Harga kontrak minyak dunia pagi ini (29/9) ditransaksikan di bawah level US$ 45 per barel. Salah satu pemicunya, investor menunggu adanya sinyal kenaikan permintaan minyak dari China.

Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 08.11 waktu Singapura, harga kontrak minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) berada di posisi US$ 44,51 per barel atau naik 8 sen di New York Mercantile Exchange. Kemarin, harga kontrak yang sama anjlok US$ 1,27 menjadi US$ 44,43 sebarel. Ini merupakan level harga terendah sejak 14 September lalu.

Reli harga minyak harus terhenti di tengah spekulasi melimpahnya jumlah cadangan minyak akan terus berlanjut. Apalagi ditambah dengan perlambatan ekonomi China dan cadangan minyak Amerika masih hampir mencapai 100 juta barel atau di atas level rata-rata lima tahunan.


"Kecemasan yang terjadi di pasar minyak saat ini berhubungan langsung dengan China. Sepertinya hal itu menjadi fokus pasar saat ini," jelas Jonathan Barratt, chief investment officer Ayers Alliance Securities di Sydney.

Sementara itu, harga kontrak minyak Brent untuk pengantaran November naik 0,1% menjadi US$ 47,38 per barel di ICE Futures Europe. Sepanjang bulan ini, harga minyak Brent sudah terkikis 13%. Harga minyak Brent lebih premium US$ 2,88 per barel jika dibandingkan WTI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie