Gara-gara Corona, Bayan Resources (BYAN) pangkas target penjualan dan produksi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus Corona (Covid-19) yang belum kunjung mereda membuat beberapa emiten tambang batubara merevisi target kinerja mereka untuk tahun ini. Salah satunya adalah PT Bayan Resources Tbk (BYAN) yang memutuskan untuk memangkas target penjualan hingga target produksi.

Melansir laporan panduan tahunan di laman resmi BYAN, Jumat (22/5), emiten tambang batubara ini merevisi target produksi di kisaran 26 juta metric ton (MT). Sebelumnya, BYAN menargetkan dapat memproduksi 30 juta MT hingga 31 juta MT.

Baca Juga: Kinerja keuangan Bayan Resources (BYAN) di kuartal 1-2020 lesu


Harga jual rerata atau average selling price (ASP) diperkirakan turun dan berada di kisaran US$ 39 – US$ 40 per MT berdasarkan harga referensi patokan (Newcastle) dengan rata-rata US$ 57,8 per MT untuk tahun 2020.

Adapun pendapatan BYAN diperkirakan berada di kisaran US$ 1,2 miliar dengan perkiraan Earnings before interest, taxes, depreciation, and amortization (EBITDA) antara US$ 150 juta hingga US$ 180 juta. “Berdasarkan hasil secara year-to-date (ytd) hingga Maret 2020 dan dengan mempertimbangkan kondisi pasar saat ini, kami telah merevisi pedoman 2020 kami,” tulis manajemen Bayan Resources.

Volume pemindahan lapisan penutup atau overburden removal (OB) diperkirakan menurun terutama karena adanya penangguhan eksplorasi di Tabang pada kuartal I dan kuartal II-2020 dan perubahan dalam rencana penambangan di Tabang dan Wahana untuk sisa tahun ini.

Asal tahu, situs Tabang menghentikan operasi penambangan dari 25 Maret 2020 hingga 14 Mei 2020 karena masalah keamanan terkait Covid-19. Akibat penangguhan operasional di Tabang pula lah BYAN akhirnya memutuskan untuk merevisi target produksi mereka untuk tahun ini.

Baca Juga: Gara-gara virus corona, Bayan Resources (BYAN) hentikan operasional tiga anak usaha

Adapun rata-rata biaya tunai diperkirakan naik di kisaran US$ 34 hingga US$ 35 per MT sehubungan dengan volume penjualan yang lebih rendah, biaya siaga tambahan, serta posisi beban bahan bakar yang tetap.

Dengan demikian, BYAN menargetkan volume penjualan yang dianggarkan untuk tahun ini berada di kisaran 30 juta MT hingga 31 juta MT. Target ini dipasang terutama akibat dari penangguhan operasi di Tabang dan pasar internasional yang saat ini sedang dalam keadaan kelebihan pasokan (oversupply).

Adapun belanja modal atau capital expenditure (Capex) dianggarkan berada di kisaran US$ 75 juta hingga US$ 90 juta.Capex ini akan digunakan BYAN untuk keperluan bisnis seperti keperluan bangunan & infrastruktur, peralatan dan mesin, peralatan kantor, dan peralatan transportasi.

Sebagai gambaran, BYAN membukukan pendapatan sebesar US$ 326,28 juta pada kuartal I-2020. Realiasi ini turun 10,70% (yoy) dibandingkan realisasi pendapatan di kuartal I-2019 lalu yang sebesar US$ 365,41 juta. Dus, pada tiga bulan pertama 2020 laba bersih BYAN turun 57,80% menjadi US$ 35,54 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .