KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bulan Ramadan dan Lebaran akan segara tiba, tetapi pandemi Covid-19 masih terjadi di Indonesia. Kondisi ini diprediksi akan memengaruhi kinerja emiten makanan dan minuman yang biasanya dapat mengerek pemasukan pada momentum Ramadan dan Lebaran. Analis RHB Sekuritas Indonesia Michael Wilson Setjoadi menilai, pendapatan para emiten makanan dan minuman pada Ramadan dan Lebaran tahun ini bisa turun dibandingkan tahun lalu. Mengingat, pemerintah DKI Jakarta memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sampai dengan 22 Mei 2020. Hal ini mungkin juga akan diikuti oleh wilayah lain yang telah menerapkan PSBB. Alhasil, hingga menjelang Lebaran nanti, mobilitas warga masih sangat dibatasi sehingga berpengaruh pada perputaran roda ekonomi. "Tingginya tingkat pemutusan hubungan kerja (PHK) dan kemungkinan tunjangan hari raya (THR) yang tidak cair juga bisa memberatkan permintaan," tutur Michael kepada Kontan.co.id, Kamis (23/4).
Gara-gara corona, penjualan emiten makanan dan minuman diprediksi turun pada Ramadan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bulan Ramadan dan Lebaran akan segara tiba, tetapi pandemi Covid-19 masih terjadi di Indonesia. Kondisi ini diprediksi akan memengaruhi kinerja emiten makanan dan minuman yang biasanya dapat mengerek pemasukan pada momentum Ramadan dan Lebaran. Analis RHB Sekuritas Indonesia Michael Wilson Setjoadi menilai, pendapatan para emiten makanan dan minuman pada Ramadan dan Lebaran tahun ini bisa turun dibandingkan tahun lalu. Mengingat, pemerintah DKI Jakarta memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sampai dengan 22 Mei 2020. Hal ini mungkin juga akan diikuti oleh wilayah lain yang telah menerapkan PSBB. Alhasil, hingga menjelang Lebaran nanti, mobilitas warga masih sangat dibatasi sehingga berpengaruh pada perputaran roda ekonomi. "Tingginya tingkat pemutusan hubungan kerja (PHK) dan kemungkinan tunjangan hari raya (THR) yang tidak cair juga bisa memberatkan permintaan," tutur Michael kepada Kontan.co.id, Kamis (23/4).