Gara-gara corona: masjid di Singapura tutup 5 hari, shalat Jumat ditiadakan sementara



KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Seluruh masjid di Singapura yang berjumlah 70 masjid, akan ditutup selama lima hari untuk pembersihan mulai Jumat (13/3/2020).

Melansir The Star,  tidak akan ada sholat berjamaah pada hari ini. Langkah ini diambil pemerintah Singapura sebagai upaya pencegahan dan mengekang penyebaran virus corona setelah terjadi infeksi dari dua warga Singapura yang menghadiri sebuah pertemuan keagamaan massal di Selangor, Malaysia.

Sekitar 90 warga Singapura menghadiri pertemuan pada akhir Februari, dan beberapa dari mereka sering menjadi jemaat di beberapa masjid setempat.


Baca Juga: Jika pasien corona melonjak sangat tinggi, ini yang Singapura lakukan

Dewan Agama Islam Singapura (Muis) mengatakan pada hari Kamis, untuk mencegah sekelompok besar kasus Covid-19 muncul, semua masjid akan ditutup sementara.

Dewan menambahkan bahwa empat masjid di Singapura telah ditutup untuk pembersihan. Mereka adalah masjid Jamae Chulia di South Bridge Road, masjid Al Muttaqin di Ang Mo Kio, masjid Hajjah Fatimah di Beach Road, dan masjid Kassim di Changi Road.

Pada konferensi pers pada hari Kamis sore, Menteri Urusan Muslim Masagos Zulkifli mengatakan empat masjid telah diidentifikasi sebagai masjid di mana seorang peserta pertemuan itu, yang telah dipastikan terinfeksi, telah sering berkunjung.

Baca Juga: Perbedaan taktik tentukan tingkat kematian pasien corona di Italia dan Korsel

Masagos, yang juga Menteri Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Air, mengatakan keputusan untuk menutup semua masjid di Singapura dibuat karena kebutuhan untuk melindungi masyarakat, terutama jamaah seperti orang tua yang memang lebih rentan dan berisiko lebih besar.

"Kita perlu melindungi diri kita sendiri, komunitas kita dan orang-orang yang kita cintai. Dan lebih lagi mengetahui dampaknya, efek dari Covid-19 pada kaum rentan dan manula," katanya seperti dikutip The Star.

Baca Juga: Membandingkan cara China dengan AS dalam memerangi corona, Beijing klaim lebih baik

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie