Gara-gara Covid-19, penyerapan crude Pertamina anjlok 20%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan permintaan Bahan Bakar Minyak (BBM) selama masa pandemi virus corona (Covid-19) turut berdampak pada serapan crude yang dilakukan PT Pertamina.

VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menjelaskan, penyerapan crude domestik sebenarnya masih dilakukan termasuk dari lapangan Banyu Urip milik ExxonMobil. Kendati demikian, ada penurunan serapan akibat permintaan BBM yang juga ikut menurun.

"Pertamina masih menyerap crude bagian pemerintah dari Banyu Urip, meskipun terjadi penurunan. Crude yang lain juga hampir sama namun tetap terserap," jelas Fajriyah kepada Kontan.co.id, Minggu (25/10).


Dia menambahkan, penurunan serapan crude untuk pengolahan kilang mencapai 20%. Nah, penyerapan crude diprediksi baru akan membaik jika demand BBM telah meningkat kembali serta kemampuan storage dalam menampung crude.

Disisi lain, Pengamat Ekonomi Energi Fahmy Radhi menuturkan ketimbang tetap melakukan impor crude, Pertamina sebaiknya menyerap crude domestik termasuk milik Banyu Urip. Menurutnya, langkah ekspor crude merupakan opsi yang lebih baik ketimbang mengurangi produksi. 

"Namun, opsi ekspor juga tidak mudah karena permintaan crude oil dunia sedang melemah akibat pandemi. Selain itu, slot untuk memperoleh harga keekonomian karena harga minyak dunia lagi menurun," kata Fahmy kepada Kontan.co.id, Minggu (25/10).

Baca Juga: Jokowi ingin stop ekspor batubara mentah, begini realisasi ekspor lima tahun terakhir

Fahmy menegaskan, kedepannya SKK Migas perlu memastikan agar Pertamina mampu melakukan penyerapan  crude domestik lebih optimal sesuai ketentuan yang berlaku.

Dalam catatan Kontan.co.id,  pada Januari 2019 lalu, total penyaluran BBM jenis gasoline mencapai 92.000 Kiloliter (KL) per hari. Terdiri dari 49.600 KL Pertalite, 31.600 KL Premium, 10.300 KL Pertamax dan 500 KL Pertamax Turbo.

Hingga September 2020, konsumsi Premium terpantau menurun. Pada September 2020, penyaluran total gasoline sebesar 85.000 KL per hari. Pertalite masih mendominasi dengan 50.600 KL, 23.100 KL Premium, 10.600 KL Pertamax dan 700 KL Pertamax Turbo.

Sebelumnya, di awal tahun ini sejatiya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memangkas jatah impor crude atau minyak mentah PT Pertamina pada 2020 untuk mendorong negosiasi pembelian crude hasil produksi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dalam negeri.

Pengurangan jatah impor mencapai 8.000 barel per hari (bph) untuk tahun ini atau setara 30 juta barel setahun. Pemangkasan jatah impor membuat Pertamina hanya bisa mengimpor minyak sebanyak 50 juta barel di tahun ini.

Selanjutnya: Pertamina ajukan penambahan split blok migas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari