Gara-gara Eropa, ekspor karet bisa susut 6,25%



JAKARTA. Ekspor karet akan turun jika dibandingkan dengan ekspor karet tahun lalu. Berdasrkan data dari Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo), ekspor karet tahun ini turun 0,16 juta ton atau turun sekitar 6,25%.

Ketua Gapkindo, Asril Sutan Amir mengatakan, realiasi ekspor karet tahun lalu mencapai 2,56 juta ton. "Namun akhir tahun, ekspor karet hanya 2,4 juta ton saja," kata Asril kepada KONTAN, Rabu (8/8).

Hingga semester pertama tahun ini, ekspor karet baru terealisasi sebanyak 1,2 juta ton. Penurunan ekspor karet, kata Asril tak lepas dari harga karet yang terus meluncur ke titik harga yang mengkhawatirkan.


Pada Januari, harga karet adalah US$ 3,8 per kilogram, namun bulan Mei harga karet tersebut turun menjadi US$ 3,2 per kg. Penurunan tersebut berlangsung hingga Juli sebesar US$ 2,8 per kg. "Kenaikan harga karet kemungkinan di semester II, tapi itu tergantung keputusan bailout Uni Eropa," kata Asril.

Asril mengatakan, produksi karet yang seret juga menjadi pemicu penurunan ekspor. Tahun ini produksi karet diprediksi hanya berada di kisaran 2,7 juta ton. Proyeksi tersebut turun 8,5 persen dibandingkan tahun lalu, yakni 2,95 juta ton.

”Sebenarnya tahun ini kami menargetkan bisa mencapai produksi 3 juta ton. Namun, karena gangguan cuaca di bulan Januari-Februari, saat itu cuaca kurang baik untuk melakukan penyadapan, sehingga target itu sulit tercapai,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri