Gara-gara menginvasi Suriah, Volkswagen tunda investasi miliaran dolar di Turki



KONTAN.CO.ID - LONDON. Volkswagen telah menunda investasi di Turki yang sebelumnya direncanakan sebesar US$ 1,4 miliar. Langkah ini diambil sebagai respons dari sikap ofensif militer negara tersebut di Suriah.

Dilansir dari CNN, produsen mobil terbesar di dunia yang mengoperasikan 122 pabrik produksi di seluruh dunia ini sedang bersiap untuk mengambil keputusan akhir tentang rencana pembangunan pabrik yang direncanakan dibangun di provinsi Manisa, Turki.

Baca Juga: Campur tangan atas Hong Kong, China ancam ambil tindakan balasan ke Amerika


"Keputusan untuk pabrik baru ditunda oleh dewan manajemen Volkswagen AG," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan. 

"Kami sedang memantau situasi dengan hati-hati dan khawatir tentang perkembangan saat ini," lanjut pernyataan tersebut.

Pabrik senilai 1,3 miliar euro ini disiapkan untuk memproduksi Passat dan Skoda Superb. Sebelumnya Grup Volkswagen sudah memiliki satu pabrik di Turki, yang memproduksi kendaraan komersial untuk anak perusahaan mereka yakni MAN.

Sementara itu, Turki melancarkan invasi pekan lalu di wilayah Suriah Utara yang dikuasai oleh Kurdi, etnis minoritas yang sejak lama bersekutu dengan Amerika Serikat yang memainkan peran utama dalam perang melawan ISIS.

Baca Juga: Pentagon ogah bocorkan dokumen penyelidikan pemakzulan

Sebelumnya Kanselir Jerman Angela Merkel telah meminta Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk mengakhiri sikap ofensif ini karena ada risiko konsekuensi kemanusiaan yang serius dan kebangkitan oleh ISIS.

Pemerintah Jerman juga telah bergabung dengan Prancis, Norwegia, Finlandia dan Belanda untuk memerintahkan penghentian penjualan peralatan militer ke Turki.

Di sisi lain, Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang dituduh membuka jalan bagi invasi Turki dengan memerintahkan pasukan AS keluar dari Suriah utara, mengumumkan sanksi baru terhadap pemerintah Turki.

Trump juga mengatakan Amerika Serikat akan menaikkan tarif baja dari Turki menjadi 50% dan segera menghentikan negosiasi perdagangan dengan Ankara.

Baca Juga: Menkeu India: Kami tidak dapat mengorbankan kekuatan ekonomi untuk mematuhi sanksi AS

Editor: Tendi Mahadi