Gara-gara minyak, Wall Street tak bertenaga



Gara-gara minyak, Wall Street tak bertenaga

NEW YORK. Wall Street ditutup di zona negatif pada transaksi perdagangan tadi malam (1/8). Berdasarkan data CNBC, pada pukul 16.00 waktu New York, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup dengan penurunan 0,15% menjadi 18.404,51. Saham ExxonMobil merupakan top losers indeks Dow Jones. Sedangkan posisi top gainers dihuni oleh saham Apple Inc.

Sementara, indeks S&P 500 ditutup dengan penurunan 0,13% menjadi 2.170,84. Sektor energi mencatatkan penurunan terdalam. Sedangkan sektor dengan kenaikan terbesar dipegang oleh sektor kesehatan.


Adapun indeks Nasdaq ditutup dengan penurunan 0,43% menjadi 5.184,20.

Setidaknya, ada dua sentimen utama yang membuat Wall Street melempem. Pertama, penurunan harga minyak dunia. Asal tahu saja, harga minyak AS tertekan dan ditutup dengan penurunan 3,7% menjadi US$ 40,06 sebarel. Bahkan pada transaksi sebelumnya, harga minyak sempat ditransaksikan di bawah US$ 40 per barel.

"Kami menemukan adanya korelasi antara minyak dan pasar saham saat harganya menembus ke atas level US$ 40. Jika harga minyak tertekan ke bawah US$ 40, itu akan jadi masalah," jelas Randy Frederick, managing director of trading and derivatives.

Berdasarkan data FactSheet, harga minyak WTI sudah melorot dari kisaran US$ 46,50 sebarel ke level saat ini hanya dalam kurun waktu sepuluh hari.

Sentimen kedua adalah kekecewaan investor atas data ekonomi AS. Sekadar informasi ISM manufacturing index untuk bulan Juli berada di level 52,6, di bawah estimasi Reuters sebesar 53. Sedangkan Markit PMI manufacturing index berada di level 52,9. Sedangkan anggaran belanja konstruksi bulan Juni turun 0,6%.

Kim Forest, senior equity analyst Fort Pitt Capital mengatakan, data ekonomi AS saat ini menjadi perhatian utama investor. "Ada sedikit kekecewaan pada anggaran konstruksi, meskipun itu merupakan data bulanan," jelasnya.

Ke depannya, investor masih menunggu rilis kinerja emiten kuartal II. Pada pekan ini, sejumlah perusahaan yang dijadwalkan akan merilis kinerja di antaranya: AIG, Tesla Motors, Kraft Heinz, dan LinkedIn.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie