Gara-gara perang dagang, pertumbuhan PDB China kuartal I diramal melambat



KONTAN.CO.ID - BEIJING. Momentum ekonomi China yang kuat pada tahun lalu masih berlanjut hingga kuartal pertama 2018. Namun, jajak pendapat Reuters menunjukkan, tindakan keras pemerintah terhadap risiko keuangan dan polusi industri menyebabkan aktivitas ekonomi lebih rendah dari yang diharapkan sebelumnya.

Beijing ingin menjaga keseimbangan ekonomi tetap utuh meski menghadapi meningkatnya ketegangan perdagangan dengan mitra dagang terbesarnya, Amerika Serikat, yang dapat berdampak transaksi dengan nilai miliaran dollar dalam perdagangan lintas batas.

Polling Reuters terhadap 60 ekonom menunjukkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto kemungkinan turun tipis menjadi 6,7% pada kuartal pertama 2018 dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sebagai perbandingan, pertumbuhan PDB di dua kuartal sebelumnya sebesar 6,8%.


Pada awal tahun, analis memprediksi pertumbuhan PDB akan mencatat penurunan pada kuartal pertama menjadi 6,6%.

Prediksi konsensus menunjukkan, pertumbuhan ekonomi China tetap nyaman di atas target pemerintah sekitar 6,5% untuk setahun penuh, yang dapat memberi kepercayaan kepada para pembuat kebijakan untuk meningkatkan upaya mengurangi risiko dalam sistem keuangan dan pembersihan lingkungan.

Gubernur bank sentral China Yi Gang mengatakan, data ekonomi kuartal pertama sejauh ini sedikit lebih baik dari yang diperkirakan.

Informasi saja, China akan merilis data PDB kuartal pertama pada Selasa (17/4), bersama dengan data output industri Maret, penjualan ritel, penjualan properti dan investasi, dan data investasi aset tetap.

Para ekonom dalam jajak pendapat itu memperkirakan PDB tumbuh 1,5% dalam basis kuartal per kuartal, atau turun dari posisi 1,6% pada kuartal keempat.

Sementara, data yang dirilis pada Jumat lalu menunjukkan pertumbuhan ekspor melambat pada kuartal pertama dalam mata uang yuan, yang menunjukkan permintaan luar negeri mungkin tidak memberikan dorongan yang sama terhadap PDB secara keseluruhan seperti yang terjadi tahun lalu, ketika ekonomi membukukan kenaikan pertamanya sejak 2010.

Analis berpendapat, risiko utama bagi perekonomian China sekarang berpusat pada meningkatnya perselisihan perdagangan dengan Amerika Serikat.

Washington dan Beijing telah mengancam tarif tit-to-tat dalam beberapa pekan terakhir, yang bermula dari tuduhan AS atas praktik perdagangan China yang tidak adil.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie