Gara-Gara Perang di Ukraina, Ponsel Xiaomi Tak Bisa Beredar Lagi di Finlandia



KONTAN.CO.ID - HELSINKI. Tiga operator besar Finlandia, Telia, DNA, dan Elisa, menangguhkan penjualan ponsel Xiaomi sebagai tanggapan atas kehadiran merek tersebut di Rusia setelah perang di Ukraina dimulai.

Xiaomi dinyatakan sebagai “sponsor perang internasional” oleh Badan Nasional Pencegahan Korupsi di Ukraina awal tahun ini karena kehadiran aktifnya di Rusia.

Mengutip GSM Arena, toko retail DNA tidak lagi memajang ponsel Xiaomi. CEO DNA, Sami Aavikko, mengatakan bahwa perusahaannya tidak puas dengan cara Xiaomi menangani situasi di Rusia.


Aavikko bahkan mengungkapkan DNA untuk tidak mengisi kembali stok ponsel Xiaomi mereka setelah semuanya terjual habis.

Baca Juga: Xiaomi 13T Akan Hadir di Indonesia, Mari Intip Bocoran Spesifikasi dan Harganya

Ketidakpuasan terhadap operasi Xiaomi di Rusia juga menyebabkan Telia resmi menghentikan kerja sama dengan pabrikan asal China itu dan tidak menjual perangkat baru lagi setelah stok habis.

Sementara itu, Olli-Pekka Nokkonen, Direktur Bisnis Perangkat Konsumen Elisa, mengatakan bahwa pihaknya tidak akan melarang peredaran ponsel Xiaomi, namun hanya akan mempersempit jangkauan perangkat Xiaomi.

Veikon Kone adalah pihak pertama yang menahan penjualan ponsel Xiaomi di musim panas tahun ini, namun mereka kemudian membatalkan keputusannya setelah pesaing menolak untuk mengikutinya.

Baca Juga: Jelang Perilisan iPhone 15, Karyawan Retail Apple Prancis Berencana Mogok Kerja

Saat ini Veikon Kone diketahui masih menjual produk Xiaomi di gerainya, namun tidak berencana menambahkan model baru ke dalam penawaran.

Pengecer lain seperti Gigantti dan Verkkokauppa menyatakan bahwa mereka akan terus menjual produk hingga pemberitahuan lebih lanjut karena Uni Eropa tidak melarang Xiaomi.

Finlandia telah memiliki sentimen anti-Rusia selama lebih dari satu abad. Negara Nordik ini bahkan sempat menerima invasi dari Rusia pada tahun 1939, senasib dengan Ukraina saat ini.

Mengutip media Finlandia, Suomimobiili, sebuah jajak pendapat tahun lalu menunjukkan tiga perempat (76%) penduduk Finlandia memiliki pandangan negatif terhadap Rusia, sementara lebih dari 90% percaya bahwa Rusia adalah ancaman bagi perdamaian dunia.