Gara-gara rupiah melorot, PGAS batal merugi



JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS), telah merilis laporan keuangannya untuk periode semester I 2013, (3/9). Dalam laporan tersebut terlihat, pendapatan emiten pelat merah ini naik 26,27% menjadi US$1,49 miliar dari sebelumnya US$1,18 miliar.

Sayang, beban pokok pendapatan PGAS naik 71% menjadi US$786,76 juta dari sebelumnya US$459,9 juta. Dengan kata lain, porsi beban pokok terhadap pendapatan PGAS masing-masing sebesar 52,8% dan 38,98% untuk periode semester I 2013 dan periode yang sama tahun sebelumnya.

Kenaikan beban pokok itu membuat laba kotor PGAS semester I 2013 turun 2,5% menjadi US$704,93 juta dari sebelumnya US$723,12 juta. Alhasil, laba usaha PGAS juga turun 8,82% menjadi US$486,95 juta dari sebelumnya US$534,05 juta.


Namun, sepertinya pelemahan rupiah yang terjadi belakangan ini menjadi berkah tersendiri bagi PGAS. Lihat saja, manajemen membukukan laba kurs-neto sebesar US$68,23 juta. Angka ini naik signifikan, sebesar 2.445,96% dari sebelumnya US$1,98 juta. Dengan posisi seperti ini, maka laba sebelum pajak meningkat 9,63%% menjadi US$622 juta dari sebelumnya US$567,36 miliar.

Nah, karena hal itulah beban pokok PGAS naik cukup signifikan, tapi sisi bottom line bisa mengalami kenaikan. Hingga Juni lalu, laba bersih PGAS naik 11,64% menjadi US$457,51 juta dari sebelumnya US$409,82 juga. Alhasil, earning per share (EPS) PGAS pada semester I tahun ini sebesar US$0,02 per saham, tidak mengalami perubahan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri