JAKARTA. Proses hilirisasi industri pertambangan ikut terganggu gara-gara kondisi ekonomi yang memburuk akhir-akhir ini. Pelemahan nilai tukar rupiah yang terus terjadi, membuat pengusaha mineral dan batubara mengelus dada. Menurut Asosiasi Pengusaha Pertambangan Indonesia (Apemindo), gara-gara kurs melemah pembelian bahan baku dan mesin-mesin terganggu. Sebab, barang-barang tersebut harus diimpor dari luar negeri. Padahal, barang-barang itu digunakan untuk membangun pabrik smelter. Ketua Apemindo Poltak Sitanggang bilang, hampir seluruh perusahaan yang berada di bawah Apemindo terpaksa menghentikan sementara pembangunan pabrik smelter. "Padahal investasi pembangunan smelter setiap perusahaan bisa sampai US$ 20 miliar," ujar Poltak, Rabu (8/10).
Gara-gara rupiah, proyek smelter terganggu
JAKARTA. Proses hilirisasi industri pertambangan ikut terganggu gara-gara kondisi ekonomi yang memburuk akhir-akhir ini. Pelemahan nilai tukar rupiah yang terus terjadi, membuat pengusaha mineral dan batubara mengelus dada. Menurut Asosiasi Pengusaha Pertambangan Indonesia (Apemindo), gara-gara kurs melemah pembelian bahan baku dan mesin-mesin terganggu. Sebab, barang-barang tersebut harus diimpor dari luar negeri. Padahal, barang-barang itu digunakan untuk membangun pabrik smelter. Ketua Apemindo Poltak Sitanggang bilang, hampir seluruh perusahaan yang berada di bawah Apemindo terpaksa menghentikan sementara pembangunan pabrik smelter. "Padahal investasi pembangunan smelter setiap perusahaan bisa sampai US$ 20 miliar," ujar Poltak, Rabu (8/10).