KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerapan melakukan minimal tes rapid antigen, terutama bagi pelancong atau pendatang di Yogyakarta yang menggunakan transportasi darat hingga udara membuat tingkat okupansi hotel di Kota Gudeg tersebut terjun bebas. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mengatakan bahwa okupansi hotel kian menurun setelah adanya kebijakan pelaku perjalanan wajib melakukan tes antigen. Pada akhir pekan lalu, PHRI mencatat okupansi untuk libur Natal dan Tahun Baru (nataru) sudah mencapai 25%. Namun saat ini, okupansi hotel di Yogyakart hanya tinggal 5% saja. Ketua PHRI DIY Deddy Pranowo Eryono mengatakan, jumlah wisatawan yang memilih membatalkan kunjungannya makin banyak. “Sekarang cancel makin banyak, kemarin masih 25% sekarang tinggal 5%. Kami awalnya berharap libur natal dan tahun baru (nataru) menjadi pelepas dahaga kami. Sekarang jadi petaka bagi kami,” ucap dia, Selasa (22/12/2020).
Gara-gara syarat antigen, okupansi hotel di Yogyakarta anjlok tinggal 5%
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penerapan melakukan minimal tes rapid antigen, terutama bagi pelancong atau pendatang di Yogyakarta yang menggunakan transportasi darat hingga udara membuat tingkat okupansi hotel di Kota Gudeg tersebut terjun bebas. Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mengatakan bahwa okupansi hotel kian menurun setelah adanya kebijakan pelaku perjalanan wajib melakukan tes antigen. Pada akhir pekan lalu, PHRI mencatat okupansi untuk libur Natal dan Tahun Baru (nataru) sudah mencapai 25%. Namun saat ini, okupansi hotel di Yogyakart hanya tinggal 5% saja. Ketua PHRI DIY Deddy Pranowo Eryono mengatakan, jumlah wisatawan yang memilih membatalkan kunjungannya makin banyak. “Sekarang cancel makin banyak, kemarin masih 25% sekarang tinggal 5%. Kami awalnya berharap libur natal dan tahun baru (nataru) menjadi pelepas dahaga kami. Sekarang jadi petaka bagi kami,” ucap dia, Selasa (22/12/2020).