Gara-gara virus corona, Bayan Resources (BYAN) hentikan operasional tiga anak usaha



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bayan Resources Tbk (BYAN) menghentikan sementara kegiatan operasional pada tiga anak usahanya. Yakni, PT Bara Tabang, PT Indonesia Pratama, dan PT Fajar Sakti Prima.

Sebelumnya, ketiga perusahaan yang terletak di Kecamatan Tabang, Kalimantan Timur ini sudah menghentikan kegiatan operasional pertambangan sejak 25 Maret 2020. Dijadwalkan penghentian kegiatan operasional berlaku hingga 30 April 2020 mendatang. 

Namun, ketiga anak usaha ini sepakat untuk memperpanjang penghentian operasional kegiatan tambang hingga 14 Mei 2020.


Baca Juga: Kinerja Bayan Resources (BYAN) di 2019 lesu, laba bersih susut 55,36%

“Perpanjangan penghentian kegiatan operasional tersebut dilakukan mengingat jumlah infeksi virus corona di Indonesia semakin meningkat, terutama jumlah orang yang berada di bawah pengawasan di Provinsi Kalimantan Timur,” tulis Direktur Bayan Resources Alastair Mcleod dalam keterbukaan informasi yang dikutip Kontan.co.id, Rabu (15/4).

Selain itu, penghentian sementara operasional tiga anak usaha Bayan Resources ini merupakan realisasi dari bentuk pelaksanaan imbauan social distancing dari pemerintah untuk memutus mata rantai penularan virus corona.

Manajemen BYAN mengklaim penghentian operasional sementara ini tidak berdampak material terhadap kinerja keuangan dan kelangsungan usaha BYAN.

Asal tahu, PT Bara Tabang dan PT Fajar Sakti Prima merupakan anak usaha BYAN yang memiliki Ijin Usaha Pertambangan Operasi Produksi dengan wilayah tambang di Kecamatan Tabang, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

Baca Juga: Bayan Resources (BYAN) Memenangkan Keabsahan Lahan Miliknya di Kalimantan

Sementara PT Indonesia Pratama merupakan kontraktor tambang dari PT Bara Tabang dan PT Fajar Sakti Prima.

Tahun lalu, emiten tambang batubara ini membukukan pendapatan bersih senilai US$ 1,39 miliar pada akhir 2019. Realisasi ini menurun 17% dari pendapatan tahun sebelumnya yang mencapai US$ 1,67 miliar.

Dus, BYAN membukukan laba bersih sebesar US$ 223,39 juta atau menyusut 55,36% dari realisasi laba bersih tahun sebelumnya yang mencapai US$ 500,43 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari