KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Merebaknya wabah virus corona membuat Bank Indonesia (BI) mengkalkulasi kembali pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2020. Bahkan, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini berpotensi lebih rendah. Sayangnya, Perry masih belum bisa menyebutkan perkiraan pertumbuhan ekonomi domestik saat ini.
Baca Juga: Gara-gara corona, beberapa negara buat kebijakan untuk mendongkrak ekonomi "Sekarang sedang dalam proses (kalkulasi). Keputusannya nanti disampaikan," terang Perry, Rabu (11/3) di Jakarta. Sebelumnya, BI memprediksi perekonomian Indonesia bisa mencapai 5,1%. Ini bercermin dari pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2019 yang masih mencapai 4,97% meski terpapar dampak perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia di sepanjang tahun 2019 sebesar 5,02% yoy. Selain itu, ini juga seiring dengan pola V
shape yang membuat BI percaya bahwa pertumbuhan di kuartal I-2020 sebesar 4,9%, kuartal II-2020 sebesar 5%, kuartal III-2020 akan meningkat di 5,1%, dan kuartal IV-2020 akan sebesar 5,2%. "Dan bahkan kami berpendapat kalau ada tambahan stimulus fiskal dan stimulus moneter, bisa mencapai 5,2%," kenang Perry. Namun, setelah kehadiran wabah virus corona, BI akhirnya memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran 5% - 5,25% pada tahun ini. Sampai akhirnya virus semakin merebak dan masuk ke negara-negara maju yang menyebabkan BI akan kalkulasi ulang pertumbuhan ekonomi.
Meski begitu, Perry mengajak Indonesia untuk tetap
confidence dengan peluang pertumbuhan ekonomi di tahun ini dengan mencari sumber-sumber pertumbuhan ekonomi baru seperti Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), pariwisata, maritim, dan lain-lain.
Baca Juga: Survei bank sentral: Ekonom perkirakan pertumbuhan ekonomi Singapura 0,6% di 2020 "Memang paling penting
be confident. Kalau
nglokro (hancur),
wait and see, mundur-mundur, tidak optimistis maka kita akan jatuh.
Make sure kita sehat untuk ekonomi ketahanan kita yang juga sehat," tandasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi