Gara-gara wabah corona, pembiayaan BFI Finance turun di semester I



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance) mencatatkan penurunan pembiayaan di paruh pertama 2020 akibat pandemi corona (Covid-19).

Finance Director dan Corporate Secretary BFI Finance Sudjono mengatakan, perusahaan telah menyalurkan pembiayaan Rp 14,90 triliun di semester I 2020. Nilai itu turun 9,5%  dari realisasi tahun sebelumnya yakni Rp 16,46 triliun.

Baca Juga: BRI sinergikan tiga ekosistem untuk akselerasi digitalisasi UMKM

"Nilai pendapatan juga ikut turun 2,75% dari Rp 2,51 triliun menjadi Rp 2,43 triliun secara year on year (yoy)" kata Sudjono dalam keterangan pers, Jumat (24/7).

Menurutnya, pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di tengah pandemi berdampak terhadap mobilitas orang dan aktivitas ekonomi. Akibatnya, kondisi ini berpengaruh kuat terhadap penurunan kemampuan bayar konsumen. 

Atas pertimbangan keselamatan dan kesehatan berbagai pihak dari karyawan, konsumen, mitra eksternal serta lainnya, perusahaan memilih lebih hati-hati dengan membatasi sementara lini produk pembiayaannya selama kuartal II-2020.

Sementara itu, rasio kredit bermasalah (NPF) juga mengalami peningkatan, dari kondisi normal perusahaan kisaran 1% meningkat menjadi sebesar 3,7% di akhir Juni 2020 sebagai dampak dari pandemi. 

Baca Juga: Penempatan dana LPS buat calon bank gagal nyatanya terbatas digunakan

Namun demikian perusahaan telah melakukan pencadangan untuk memitigasi risiko dimana nilai cadangan kerugian meningkat dari 2,0% di akhir 2019 menjadi 6,0% di akhir semester I-2020. 

“Meskipun terdapat peningkatan NPF, kami tetap melakukan manajemen keuangan dan manajemen risiko yang berhati-hati, dimana pencadangan kerugian piutang telah ditingkatkan secara masif untuk mengantisipasi potensi kerugian piutang yang akan timbul di semester II,” ujarnya.

Peningkatan NPF di perusahaan juga sejalan dengan yang terjadi di industri pembiayaan Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), rata-rata NPF industri pada Mei 2020 tercatat di angka 4,1%. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi