KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT PP Infrastructure (PPIN) anggarkan belanja modal atawa capital expenditure (capex) sebesar Rp 860 miliar. Adapun anggaran tersebut guna membiayai pembangunan empat proyeknya. I Komang Sudarma, Direktur Keuangan PPIN menyebutkan bahwa sumber capex berasal dari internal dan pinjaman. "Komposisinya 50:50 yang mana kas internal PPIN berasal dari penyertaan modal dari induk juga," terangnya kepada kontan.co.id, Kamis (10/10). Baca Juga: Bersiap IPO, PP Infrastructure fokus menambah portofolio bisnis Dari dana tersebut pihaknya akan membangun 4 proyek yang telah didapatkannya yakni 3 proyek sistim pola air minum (SPAM) dan 1 proyek fiber optik. Adapun ketiga proyek SPAM tersebut berada di Bekasi, Tangerang Selatan, dan Gresik. Sekedar mengingatkan, saat ini PPIN memiliki beberapa portofolio proyek yang baru didapatkan yakni SPAM di Bekasi dengan kapasitas 200 LPS, Tangerang Selatan (300 LPS), Gresik (1.000 LPS), dan Pekanbaru (1.000 LPS). Selain itu proyek fiber optik sepanjang 7.000 KM. Dari sana, pihaknya menilai tahun ini belum bisa memberikan kontribusi yang signifikan bagi induknya, PT PP (Persero) Tbk dari sisi pendapatan. Hanya saja, Komang menilai tahun ini PPIN dapat berkontribusi dari sisi aset. Ia menilai dari proyek-proyek yang didapatkan pihaknya dapat berkontribusi aset produktif senilai Rp 600 miliar hingga Rp 800 miliar. Sedangkan, saat ini disebutnya pihaknya telah memiliki aset senilai Rp 400 miliar. Selain dari sisi aset, kontribusi lain yang diberikan PPIN melalui pengerjaan proyek yang diserahkan kepada PP induk. Baca Juga: Emiten pelayaran sebut insentif pajak dengan jumlah saham publik jumbo perlu dikaji Didik Mardianto, Direktur Utama PPIN menambahkan bahwa dari sisi keuangan sendiri pihaknya tahun ini menargetkan pendapatan senilai Rp 600 miliar yang berasal dari penjualan konsesi. "Sedangkan dari laba bersih kami membidik Rp 35 miliar," ungkapnya. Ia memproyeksikan kontribusi keuangan baru bisa signifikan setelah 3-4 tahun mendatang setelah proyek-proyek selesai. Hal tersebut lantaran dapat menghasilkan pendapatan berulang. "Juga karena dari bisnis air kan Ebitda bisa 25%-30%," tutupnya. Menilik laporan keuangan PT PP (Persero) Tbk tercatat hingga semester I, PPIN mencatatkan pendapatan Rp 101,14 miliar tumbuh signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang baru mencatatkan pendapatan sebesar Rp 14,21 miliar.
Garap 4 proyek, PP Infrastructure siapkan belanja modal Rp 860 miliar
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT PP Infrastructure (PPIN) anggarkan belanja modal atawa capital expenditure (capex) sebesar Rp 860 miliar. Adapun anggaran tersebut guna membiayai pembangunan empat proyeknya. I Komang Sudarma, Direktur Keuangan PPIN menyebutkan bahwa sumber capex berasal dari internal dan pinjaman. "Komposisinya 50:50 yang mana kas internal PPIN berasal dari penyertaan modal dari induk juga," terangnya kepada kontan.co.id, Kamis (10/10). Baca Juga: Bersiap IPO, PP Infrastructure fokus menambah portofolio bisnis Dari dana tersebut pihaknya akan membangun 4 proyek yang telah didapatkannya yakni 3 proyek sistim pola air minum (SPAM) dan 1 proyek fiber optik. Adapun ketiga proyek SPAM tersebut berada di Bekasi, Tangerang Selatan, dan Gresik. Sekedar mengingatkan, saat ini PPIN memiliki beberapa portofolio proyek yang baru didapatkan yakni SPAM di Bekasi dengan kapasitas 200 LPS, Tangerang Selatan (300 LPS), Gresik (1.000 LPS), dan Pekanbaru (1.000 LPS). Selain itu proyek fiber optik sepanjang 7.000 KM. Dari sana, pihaknya menilai tahun ini belum bisa memberikan kontribusi yang signifikan bagi induknya, PT PP (Persero) Tbk dari sisi pendapatan. Hanya saja, Komang menilai tahun ini PPIN dapat berkontribusi dari sisi aset. Ia menilai dari proyek-proyek yang didapatkan pihaknya dapat berkontribusi aset produktif senilai Rp 600 miliar hingga Rp 800 miliar. Sedangkan, saat ini disebutnya pihaknya telah memiliki aset senilai Rp 400 miliar. Selain dari sisi aset, kontribusi lain yang diberikan PPIN melalui pengerjaan proyek yang diserahkan kepada PP induk. Baca Juga: Emiten pelayaran sebut insentif pajak dengan jumlah saham publik jumbo perlu dikaji Didik Mardianto, Direktur Utama PPIN menambahkan bahwa dari sisi keuangan sendiri pihaknya tahun ini menargetkan pendapatan senilai Rp 600 miliar yang berasal dari penjualan konsesi. "Sedangkan dari laba bersih kami membidik Rp 35 miliar," ungkapnya. Ia memproyeksikan kontribusi keuangan baru bisa signifikan setelah 3-4 tahun mendatang setelah proyek-proyek selesai. Hal tersebut lantaran dapat menghasilkan pendapatan berulang. "Juga karena dari bisnis air kan Ebitda bisa 25%-30%," tutupnya. Menilik laporan keuangan PT PP (Persero) Tbk tercatat hingga semester I, PPIN mencatatkan pendapatan Rp 101,14 miliar tumbuh signifikan dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang baru mencatatkan pendapatan sebesar Rp 14,21 miliar.