Garap 6 Ruas Tol Baru, Begini Rekomendasi Saham Jasa Marga (JSMR)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jasa Marga Tbk (JSMR) diproyeksi memperoleh kinerja positif berkat proyek-proyek jalan tol-nya. Dana dari divestasi saham di PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) akan digunakan secara efektif oleh emiten jalan tol ini.  

JSMR memiliki enam proyek jalan tol yang tengah dalam proses konstruksi dan diproyeksikan mulai beroperasi pada tahun 2024-2025. Perkiraan belanja modal untuk proyek ini sebesar Rp8 triliun - Rp 10 triliun, jauh lebih rendah dibandingkan belanja modal tahun anggaran 2023 yang mencapai sekitar Rp47 triliun. 

Sementara untuk tahun anggaran 2024-2025, utamanya belanja modal akan digunakan untuk mendanai lima proyek jalan tol, yakni Jakarta-Cikampek II Selatan, Jogja-Solo (Seksi 1A), Probolinggo-Banyuwangi (Fase 1), Jogja-Bawen (Seksi 1 & 6), serta Jogja-Solo (Seksi 2.2B), dengan total panjang 121 km dalam konsesi.


Baca Juga: Ini Rencana Penggunaan Dana Hasil Divestasi Transjawa Jasa Marga (JSMR)

Analis Ciptadana Sekuritas, Muhammad Gibran juga menilai pembangunan jalan tol ini merupakan katalis positif bagi JSMR. Walaupun ada kemungkinan siklus belanja modal untuk jalan tol akan meningkat mulai 2026, didorong oleh portofolio JSMR yang memiliki dengan total 351 kilometer di Jawa. 

Namun Gibran yakin utang tersebut tidak akan setinggi siklus sebelumnya. Ini karena total jalan tol tersebut hanya sekitar setengah atau 351 km, dibandingkan ukuran konsesi siklus sebelumnya yang ditambahkan, yang mana sekitar 653 km selama periode dari 2016-2021. 

Selain itu, JSMR juga akan melakukan kenaikan tarif jalan tol Jakarta-Cikampek. Meskipun berpotensi menimbulkan reaksi negatif dari masyarakat, tapi Gibran yakin dampak itu hanya bersifat sementara.

"Karena pengguna jalan tol akan menyadari nilai penghematan waktu serta biaya yang ditawarkan oleh jalan tol," tulis Gibran dalam risetnya (4/9). 

 
JSMR Chart by TradingView

Asumsi ini didasarkan pada pengalaman Maret 2024, yang mana ada jalan tol menerapkan kenaikan tarif sebesar 35% untuk Jakarta-Cikampek. Kendati demikian lalu lintas masih meningkat sebesar 2% secara kuartalan pada 2Q24. Kemudian pendapatan melonjak sebesar 52% QoQ pada 2Q24. 

Ini juga menunjukkan bahwa kenaikan tarif memiliki efek yang lebih kuat pada pendapatan daripada pada volume lalu lintas. 

Ke depan, penyesuaian tarif jalan tol oleh JSMR hanya sebesar akan 6%-7%, mengikuti pola kenaikan rutin setiap dua tahun. Namun Gibran memproyeksi optimis tetap bisa merasakan dampak signifikan pada pendapatan. 

Mengingat peran strategis jalan tol yang menghubungkan wilayah Jabodetabek, peningkatan pendapatan diperkirakan akan terjadi tanpa mengurangi pertumbuhan volume lalu lintas secara signifikan. 

Adapun penyesuaian tarif dijadwalkan berlaku pada akhir tahun 2024, dan dampak penuh terhadap pendapatan diproyeksikan mulai terlihat pada tahun anggaran 2025.

Imbas rencana strategis ini, Ciptadana Sekuritas memproyeksi pendapatan JSMR pada akhir tahun ini meningkat sebesar 8,4% menjadi Rp18,7 triliun. Sementara 2025 proyeksi pendapatannya Rp19,8 triliun, naik 13,9%. Untuk proyeksi laba bersih kami pada akhir 2024 menjadi Rp4 triliun, dan pada 2025 sebesar Rp4,2 triliun.

Gibran juga merekomendasikan buy untuk saham JSMR dengan target harga Rp 6.400 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Putri Werdiningsih