JAKARTA. Merukh Enterprises menggandeng perusahaan bir ternama San Miguel Corporation asal Filipina untuk menggarap pengembangan proyek batubara milik perseroan senilai US$ 200 Juta.President Direktur dan CEO Merukh Enterprises Rudy Merukh menjelaskan, San Miguel berkomitmen untuk menanamkan investasi awal pengembangan tambang batubara tersebut. Menurutnya, nota kesepahaman dengan San Miguel Corporation diteken pada 22 Juli 2010."San Miguel sangat tertarik dengan cadangan hipotetis batubara yang kami miliki sekitar 39 miliar ton dan cadangan terbukti 9 miliar ton. Cadangan itu tersebar di Aceh, Kalimantan, dan Papua," kata Rudy dalam rilis resminya, Selasa (27/7).Kedua perusahaan menargetkan produksi batubara dari seluruh tambang tersebut bisa mencapai 80 juta ton per tahun selama 30 tahun ketika nanti tambang sudah berproduksi komersil."San Miguel juga siap menjadi offtaker batubara itu untuk kebutuhan internal dan dijual kepada pihak ketiga," jelasnya.Kedua perusahaan juga telah sepakat untuk melakukan transaksi jual beli batubara menggunakan patokan harga Newcastle Coal Index. Nantinya, penjualan batubara itu akan menggunakan letter of credit (L/C) yang diterbitkan melalui bank di Singapura.L/C digunakan untuk meyakinkan bahwa izin kuasa penjualan dan pengangkutan batubara yang dikeluarkan pemerintah daerah. Karena banyak pembeli diluar negeri yang menganggap hanya Pemerintah Pusat yang menerbitkan itu."L/C tersebut hanya akan dipotong ongkos bank, sehingga 100% hasil penjualan dikurangi ongkos bank langsung dikirim kembali ke Indonesia. Kami tetap akan membayar semua kewajiban, termasuk royalti dan pajak penghasilan sesuai peraturan yang berlaku. Semua ini akan dilaporkan ke Kementerian Perdagangan," imbuhnya.San Miguel Corporation yang berdiri sejak 1890 memang dikenal sebagai perusahaan bir. Namun saat ini perusahaan tersebut telah berkembang pesat menjadi perusahaan makanan, minuman dan perusahaan pengepakan terbesar di Asia Tenggara yang tercatat di Filiphine stock exchange.Belakangan San Miguel mulai merambah investasi di listrik, minyak, gas, dan tambang. San Miguel telah berinvestasi di Manila Electric Co (Meralco) dan menjadi pemegang 50,1% saham Petron, perusahaan minyak terbesar di Filipina.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Garap Batubara, Merukh Gandeng San Miguel
JAKARTA. Merukh Enterprises menggandeng perusahaan bir ternama San Miguel Corporation asal Filipina untuk menggarap pengembangan proyek batubara milik perseroan senilai US$ 200 Juta.President Direktur dan CEO Merukh Enterprises Rudy Merukh menjelaskan, San Miguel berkomitmen untuk menanamkan investasi awal pengembangan tambang batubara tersebut. Menurutnya, nota kesepahaman dengan San Miguel Corporation diteken pada 22 Juli 2010."San Miguel sangat tertarik dengan cadangan hipotetis batubara yang kami miliki sekitar 39 miliar ton dan cadangan terbukti 9 miliar ton. Cadangan itu tersebar di Aceh, Kalimantan, dan Papua," kata Rudy dalam rilis resminya, Selasa (27/7).Kedua perusahaan menargetkan produksi batubara dari seluruh tambang tersebut bisa mencapai 80 juta ton per tahun selama 30 tahun ketika nanti tambang sudah berproduksi komersil."San Miguel juga siap menjadi offtaker batubara itu untuk kebutuhan internal dan dijual kepada pihak ketiga," jelasnya.Kedua perusahaan juga telah sepakat untuk melakukan transaksi jual beli batubara menggunakan patokan harga Newcastle Coal Index. Nantinya, penjualan batubara itu akan menggunakan letter of credit (L/C) yang diterbitkan melalui bank di Singapura.L/C digunakan untuk meyakinkan bahwa izin kuasa penjualan dan pengangkutan batubara yang dikeluarkan pemerintah daerah. Karena banyak pembeli diluar negeri yang menganggap hanya Pemerintah Pusat yang menerbitkan itu."L/C tersebut hanya akan dipotong ongkos bank, sehingga 100% hasil penjualan dikurangi ongkos bank langsung dikirim kembali ke Indonesia. Kami tetap akan membayar semua kewajiban, termasuk royalti dan pajak penghasilan sesuai peraturan yang berlaku. Semua ini akan dilaporkan ke Kementerian Perdagangan," imbuhnya.San Miguel Corporation yang berdiri sejak 1890 memang dikenal sebagai perusahaan bir. Namun saat ini perusahaan tersebut telah berkembang pesat menjadi perusahaan makanan, minuman dan perusahaan pengepakan terbesar di Asia Tenggara yang tercatat di Filiphine stock exchange.Belakangan San Miguel mulai merambah investasi di listrik, minyak, gas, dan tambang. San Miguel telah berinvestasi di Manila Electric Co (Meralco) dan menjadi pemegang 50,1% saham Petron, perusahaan minyak terbesar di Filipina.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News