JAKARTA. PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) kembali menggarap bisnis oleochemical atau sisi hilir minyak sawit atau crude palm oil (CPO) . UNSP tengah mencari mitra strategis demi melancarkan bisnis yang sempat dihentikan tahun lalu. UNSP berharap memegang porsi mayoritas di proyek ini. "Negosiasi terus berjalan. Investor terus kami cari, asing atau lokal," sebut Andi W Setianto, Direktur dan Hubungan Investor UNSP, Rabu (15/4). Bisnis hilir UNSP ada di dua lokasi, yakni Tanjung Morawa seluas tujuh hektare (ha) dan Kuala Tanjung dengan lahan 74 ha. Berdasarkan perhitungan UNSP, pengembangan Kuala Tanjung diperkirakan membutuhkan belanja modal atau capital expenditure (capex) US$ 50,27 juta. Karena itu, UNSP membutuhkan dukungan pendanaan eksternal, lantaran kondisi keuangan masih tertekan. Akhir tahun lalu, emiten perkebunan milik Grup Bakrie ini defisit Rp 2,3 triliun. Total kewajiban jangka pendek UNSP Rp 7,69 triliun, melebihi total aset lancar Rp 2,59 triliun.
Garap bisnis hilir CPO, UNSP mencari mitra usaha
JAKARTA. PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) kembali menggarap bisnis oleochemical atau sisi hilir minyak sawit atau crude palm oil (CPO) . UNSP tengah mencari mitra strategis demi melancarkan bisnis yang sempat dihentikan tahun lalu. UNSP berharap memegang porsi mayoritas di proyek ini. "Negosiasi terus berjalan. Investor terus kami cari, asing atau lokal," sebut Andi W Setianto, Direktur dan Hubungan Investor UNSP, Rabu (15/4). Bisnis hilir UNSP ada di dua lokasi, yakni Tanjung Morawa seluas tujuh hektare (ha) dan Kuala Tanjung dengan lahan 74 ha. Berdasarkan perhitungan UNSP, pengembangan Kuala Tanjung diperkirakan membutuhkan belanja modal atau capital expenditure (capex) US$ 50,27 juta. Karena itu, UNSP membutuhkan dukungan pendanaan eksternal, lantaran kondisi keuangan masih tertekan. Akhir tahun lalu, emiten perkebunan milik Grup Bakrie ini defisit Rp 2,3 triliun. Total kewajiban jangka pendek UNSP Rp 7,69 triliun, melebihi total aset lancar Rp 2,59 triliun.