Garap E-Commerce, IPAYMU Menggenjot Pasar Lokal



JAKARTA. Masih besarnya peluang bisnis dalam sistem pembayaran electronic commerce atau e-commerce di Indonesia menjadi daya tarik perusahaan asing dan lokal menyediakan layanan sistem pembayaran. Salah satunya, perusahaan lokal, Inti Prima Mandiri Utama dengan produk IPAYMU.IPAYMU merupakan sistem pembayaran secara online yang berbasis kartu. Setiap transaksi debit melalui IPAYMU dipungut biaya 1% dari total transaksi yang ditanggung merchant. Sedangkan transaksi menggunakan kartu kredit dikenakan biaya 2%, yang ditanggung pembeli.Perusahaan yang berdiri sejak Desember 2012 lalu ini bekerja sama dengan CIMB Niaga sebagai penampung dana transaksi. Untuk sistem pembayarannya, IPAYMU bekerja sama dengan jaringan ATM Bersama, Link, Prima, dan MEPS, sehingga bisa melakukan transaksi online dengan 137 bank nasional dan internasional.Chief Executive Officer Inti Prima Mandiri Utama, Pikukuh Tutuko, mengatakan meski baru berdiri, bisnis ini memiliki peluang cukup besar. Buktinya, sejak Desember 2012 - Juni 2013 total transaksi di merchant rekanan meroket 175%. Peningkatan ini seiring pertambahan pengguna, dari 4.000 pengguna menjadi 11.000 pengguna. "Rata-rata nilai transaksi tiap bulan sekitar Rp 200.000," ujarnya, Selasa (4/6).Pikukuh menambahkan, IPAYMU fokus pada transaksi e-commerce lokal, karena ingin menjadi fasilitator bagi masyarakat. Saat ini, target utama IPAYMU menggarap usaha kecil dan menengah (UKM) di Jawa dan Bali. Para pelaku UKM memiliki potensi cukup besar untuk berkembang.Menurut Riyeke Ustadiyanto Pemilik IPAYMU, salah satu strategi, membuat ekosistem pada smartphone atau telepon pintar. Sehingga untuk transaksi jual-beli pengguna IPAYMU cukup menscan barcode pada merchant rekanan IPAYMU, agar tidak menggunakan uang tunai.Bisnis e-commerce memang menjanjikan. Berdasarkan Asosiasi E-Commerce Indonesia, tahun 2012 ukuran pasar e-commerce di Indonesia hanya US$ 560.000 - US$ 1,2 juta. Diperkirakan dalam tiga tahun ke depan pasar tersebut akan meningkat menjadi US$ 135 juta.Frost & Sullivan dalam riset Indonesia Telecom Outlook memaparkan, sepanjang tahun 2010, pendapatan transaksi e-commerce di Indonesia mencapai US$ 120 juta. Pendapatan ini akan meningkat lima kali lipat menjadi US$ 650 juta di tahun 2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Roy Franedya