Garap proyek geothermal Baturaden, Trinergy investasikan US$ 1 miliar



JAKARTA. PT Tri Energy menyiapkan investasi senilai US$ 1 miliar untuk mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi atau Geothermal di Baturaden, Jawa Tengah.

Ketua Presidium Masyarakat Pertambangan Indonesia yang juga pemilik Tri Energy Herman Afif Kusumo mengatakan, proses eksplorasi akan dimulai tahun ini.Menurut Herman, Tri Energi saat ini sedang menunggu surat pengantar dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral ke PT Perusahaan Listrik Negara terkait harga jual listrik (PPA) yang ditawarkan Tri Energy, yaitu Rp 9,47 per kwh. Surat pengantar tersebut diperlukan sebagai syarat untuk membuat perjanjian jual beli listrik dengan harga yang ditawarkan itu. "Sekarang suratnya ada di meja Pak Menteri ESDM," ujar Herman, akhir pekan lalu.Karena lokasi proyek panas bumi ini terletak di lereng Gunung Slamet, pihaknya juga sudah menyampaikan surat izin penggunaan kawasan hutan ke Kementerian Kehutanan.Kata Herman, pembangkit yang akan dibangun nanti berkapasitas 220 MW. "Cadangan di Baturaden itu bisa sampai 280 MW, tapi kami bekerja sesuai dengan RUPTL (Rencana Umum Pengembangan Tenaga Listrik), 220 MW," ujarnya.Apabila surat pengantar dari ESDM serta surat izin penggunaan kawasan hutan dari Menteri Kehutanan sudah dikeluarkan, Herman bilang, pihaknya akan langsung meneken perjanjian jual beli listrik dengan PLN. "Kita harapkan PPA-nya tahun ini juga," tukasnya.

Jika PPA sudah diteken dengan PLN, Tri Energy akan langsung memulai proses ekplorasi. Untuk mengebor satu sumur diperkirakan akan menghabiskan dana sebesar US$ 7 juta.Lanjut Herman, selain pengembangan geotermal Baturaden, Tri Energy juga berencana membangun Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Tangkuban Perahu dengan kapasitas 2x30 MW. Namun, untuk proyek ini, negosiasi harga listriknya belum selesai dengan PLN.Terkait penggunaan listri dari panas bumi ini, Direktur Utama PLN Dahlan Iskan mengatakan, target penggunaan energi panas bumi sebesar 4.000 MW pada 2014 sulit terealisasi. "Kalau yang sangat realistis untuk dicapai di 2014 adalah 1.200 MW. Para investor tidak mau mulai mengebor karena risikonya besar. Butuh Rp 75 miliar untuk menggali sumur panas bumi yang belum tentu ada isinya," ujar Dahlan, pekan lalu.Karena itu, Dahlan mengusulkan kepada DPR untuk menggunakan dana bergulir sebesar Rp 1,2 triliun yang ada di APBN untuk menjamin risiko kegagalan dalam eksplorasi panas bumi. Salah satu investor yang saat ini belum meneken perjanjian jual beli listrik (PPA) karena terganjal jaminan adalah PT Supreme Energy dalam proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi di Muaralaboh di Sumatera Barat dan Rajabasa di Lampung.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini