Garap roda dua, Citifin incar pembiayaan Rp 535 M



JAKARTA. Citifin Multi Finance Syariah akan menjajaki bisnis pembiayaan sepeda motor di tahun kambing kayu ini. Perluasan lini usaha tersebut ditujukan untuk mendongkrak penyaluran pembiayaan perseroan yang dipatok mencapai Rp 535 miliar atau tumbuh dua kali lipat ketimbang realisasi tahun lalu, yakni Rp 269 miliar.

Yulian Ma'Mun, Sekretaris Perusahaan Citifin Multi Finance Syariah mengatakan, sebagai tahap awal, perluasan pembiayaan ke roda dua akan menyasar captive market dari Citra Group, kelompok usaha dari pemegang saham mayoritas Citifin. “Pembiayaan dengan akad murabahah ini diharapkan bisa memberi kontribusi 15% dari total pembiayaan konsumen,” ujarnya, Rabu (7/1).

Adapun, 80% dari total pembiayaan Citifin mengalir ke pembiayaan konsumen berakad murabahah. Sebanyak 70% di antaranya berasal dari murabahah roda empat passenger dan 15% murabahah roda dua komersial, seperti truck dan pick up. Sedangkan, 20% dari total pembiayaan lainnya mengalir ke pembiayaan sewa guna usaha berakad Ijarah Muntahiyah Bit Tamlik (IMBT).


Potensi dari captive market itu sendiri, sambung Ma'Mun, tidak sedikit. Selain Citra Group yang fokus di bisnis pertambangan, ada juga Dana Pensiun Bersama Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (Dapenma Pamsi) yang tercatat sebagai pemegang saham perusahaan pembiayaan murni syariah tersebut.

Strategi lainnya untuk mendongkrak pembiayaan tahun ini, yaitu meningkatkan produktivitas kantor-kantor cabang existing. Perseroan tercatat beroperasi melalui 23 kantor cabangnya yang tersebar di Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Perseroan juga berniat menambah dua kantor cabang baru tahun ini, yakni di Jawa Timur dan Jawa Barat.

Dari sisi pendanaan, Ma'Mun menjelaskan, pihaknya masih akan mengandalkan pinjaman dari bank mitra. Sedikitnya tujuh bank telah bermitra dengan perseroan, yaitu PT BNI (Persero) Tbk, PT Bank BNI Syariah, PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank Muamalat, PT BJB Syariah, Bank Kalsel Syariah, dan Panin Syariah.

“Tahun ini, kami juga tengah mempertimbangkan untuk diversifikasi sumber dana lain, seperti Medium Term Notes (MTN) yang rencananya akan kami terbitkan pada pertengahan tahun ini atau paling lambat akhir tahun depan. Nilainya diperkirakan maksimal Rp 200 miliar,” terang Ma'Mun.

Ma'Mun optimistis, pihaknya akan menorehkan kinerja kinclong di sepanjang tahun ini, mengingat kondisi makro ekonomi yang diramalkan akan membaik ketimbang tahun lalu, ditambah rencana Otoritas Jasa Keuangan mengatur penurunan uang muka pembiayaan otomotif berprinsip syariah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie