Garap segmen digital, Sophie Paris gelontorkan US$ 2 juta



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Sophie Paris Indonesia, pemilik brand Sophie Martin menggelontorkan investasi US$ 2 juta untuk menggarap segmen online. Perusahaan  ini sejak dua tahun mengembangkan sophieparis.com sebagai O2O social shopping platform. Tahun ini, Sophie Martin juga akan membangun pabrik di Indonesia.

Bruno Hasson, CEO & Founder PT Sophie Paris Indonesia mengatakan investasi US$ 2 juta ini digelontorkan dalam dua tahun terakhir. Namun, investasi untuk mengembangkan online akan terus dilakukan untuk memperkaya fitur yang ada.

"Kalau dilihat dari segi (investasi) e-commerce sebenarnya sangat-sangat kecil, tetapi buat kami lumayan tetapi kami sangat surprise dengan hasilnya," ujar Bruno kepada KONTAN, Senin (19/2).


Platform baru shopieparis.com sebenarnya sudah dilaunching sejak enam bulan lalu. Bruno bilang respon member dan pengguna sangat baik. Apalagi sebagai perushaaan direct selling perusahaan sudah memiliki modal besar dengan adanya komunitas member.

"E-commerce yang lain tidak punya offline, karena mereka pure player sedangkan kami punya komunitas. Strategi kami akan kuatkan di fesyen karena kami tahu produknya, strategi O2O dan komunitas," lanjut Bruno.

Saat ini leader member yang dimiliki perusahaan sudah mencapai 1.500 member dan ditagetkan bertambah 1.000 member tahun ini. Selain itu perusahaan juga menempatkan business center di 15 kota besar di Indonesia. Ditambah ada training center untuk member Sophie Paris.

"Jadi training center, business center dan leader itu jadi tiga jenis offline represent, kami punya kelebihan dibanding pemain pure online lain yang tidak punya offline," kata Bruno. 

Selain mengembangkan segmen online, tahun ini PT Sophie Paris Indonesia juga akan membangun pabrik di Indonesia. Kini, perusahaan sudah memiliki satu pabrik di Ciamis, Jawa Barat, namun sifatnya masih menyewa lahan dan belum merupakan milik perusahaan.

Bruno bilang, tahun lalu perusahaan sudah mengakuisisi lahan di Sentul, Bogor yang akan dijadikan lokasi pabrik seluas satu hektare (ha). "Tanah satu hektare itu investasinya sekitar US$ 1 juta atau Rp 10 miliaran dan sedang diurus izinnya untuk bikin plant baru dan sebagainya," ujar Bruno kepada KONTAN, Senin (19/2).

Ekspansi pabrik ini hanya akan digunakan untuk produksi kosmetik, parfum, krim, masker dan produk kecantikan lainnya. Sedangkan untuk produk fashion seperti tas dan aksesoris belum akan ekspansi pabrik, karena sejauh ini sudah memiliki kerjasama dengan produsen lokal.

"Saat ini utilisasi pabrik kami hampir 100% dan memang itu masih sewa dan kecil (kapasitasnya)," lanjut Bruno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi