KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pekerja sektor informal memiliki peluang untuk membeli rumah dengan skema Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Pasalnya, PT Tabungan Negara Tbk (BTN) secara serius telah melakukan penetrasi ke segmen ini. BTN kembali memperluas program KPR untuk mitra Driver Gojek setelah menyelesaikan masa piloting. Secara resmi, bank ini merilis surat akad jual-beli rumah sebagai bagian dari program KPR bersubsidi bagi mitra driver pada Selasa (8/11). Program ini merupakan kolaborasi BTN bersama Gojek, Perusahaan Umum Pembangunan Perumahan Nasional (Perumnas), dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia (KemenPUPR).
BBTN Chart by TradingView “BTN berani dan jeli melihat peluang karena tidak banyak bahkan tidak ada bank yang mau memberikan KPR kepada pekerja informal. Terobosan ini patut diapresiasi. Tanpa keberanian membiayai pekerja informal, angka backlog akan susah diturunkan,” ujarnya. Menurut Piter, program ini akan sangat laku bagi para pekerja informal. Pasalnya, para pekerja informal tersebut selama ini harus menyewa/mengontrak rumah. “Daripada uangnya habis buat kontrakan, lebih baik mereka membeli. Karena cicilannya sebulan sama atau mendekati kontrakan sebulan,” ujarnya. Data BPS menyebutkan jumlah pekerja sektor informal di Indonesia mencapai 81,33 juta orang pada akhir Februari 2022. Jumlah ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja formal yang tercatat 54,28 juta orang. Dari total pekerja informal tersebut, terdapat mitra driver Gojek yang mencapai 2 juta orang. Sementara itu, jumlah pasar tradisional di Indonesia mencapai 15.657 unit dengan jumlah pedagang sebanyak 2.818.260. Piter menambahkan risiko KPR ini sama dengan KPR rumah pertama pada umumnya. Para nasabah akan berusaha sekuat tenaga untuk memenuhi kewajiban karena terkait dengan rumah yang mereka tinggali. Baca Juga: Penyaluran Kredit Meningkat, Laba Bank Tabungan Negara (BBTN) Melesat 50,11% “Rumah adalah kebutuhan paling mendasar setiap keluarga. Apapun akan dilakukan demi memiliki rumah sendiri. Jadi, kalau sampai nunggak mereka tidak punya rumah tinggal lagi. Jadi mereka akan berusaha agar tidak nunggak, meskipun penghasilan naik turun tiap bulan,” ujarnya. Selain itu, tutur Piter, BTN juga melakukan analisa kredit agar KPR tersebut diterima oleh nasabah yang lebih layak. Misalkan, driver Gojek ada data berapa lama bekerja, rata-rata penghasilan bulanan, dan lain sebagainya. Piter menambahkan penetrasi ke pekerja sektor informal bukan hanya berdampak pada kredit BTN, juga penghimpunan dana pihak ketiga (DPK). BTN bisa otomatis mengakuisisi nasabah DPK baru melalui program ini. Pada kuartal III-2022, porsi dana murah atau current account saving account (CASA) BTN terhadap total dana pihak ketiga (DPK) mencapai 45,9%, tertinggi sejak 2018. Peningkatan CASA berdampak langsung terhadap penurunan biaya dana atau cost of fund dari 3,28% pada September 2021 menjadi 2,36% pada September 2022. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Editor: Anna Suci Perwitasari