Garap TOD, Adhi Karya (ADHI) bisa meningkatkan recurring income hingga 30%



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adhi Karya Tbk (ADHI) mulai gencar merambah ke ranah properti guna meningkatkan recurring income. Salah satunya adalah dengan proyek konsep hunian transit oriented development (TOD). Melalui anak usahanya, Adhi Commuter Properti (ACP) saat ini sudah terdapat lima proyek TOD yang berada di sekitar stasiun LRT.

Para analis sepakat bahwa pengembangan TOD merupakan strategi investasi jangka pajang yang akan mengerek recurring income ADHI. Analis Maybank Kim Eng Sekuritas Arnanto Januri dalam risetnya pada Januari 2020 menuliskan setiap proyek TOD nantinya tidak hanya berupa produk vertical housing dengan LRT City. Tetapi mengarah ke konsep township dengan mixed-use development melalui Adhi City.  

“Dengan konsep tersebut, 30% dari aset properti tersebut akan menghasilkan recurring income bagi ADHI. Ini akan sangat menguntungkan ADHI karena pendapatan dari sektor properti akan menghasilkan margin yang lebih besar,” tulis Arnanto.


Baca Juga: Analis menilai target kontrak baru Adhi Karya (ADHI) akan sulit tercapai

Arnanto memperkirakan, pendapatan dari sektor properti memiliki margin keuntungan kotor sekitar 20%-25%. Margin ini jauh lebih besar dibandingkan konstruksi bisnis yang hanya berkisar 10%-12%.

Selain itu, ADHI juga telah berinvestasi ke sistem penyediaan air minum (SPAM), yakni SPAM Dumai. Pemilihan investasi ke SPAM dinilai lebih menguntungkan karena akan menghasilkan payback period yang lebih pendek dibandingkan investasi jalan tol. SPAM juga memiliki kepastian permintaan dan tidak terlalu berisiko dibanding trafik jalan tol yang penuh ketidakpastian.

Penyumbang pendapatan terbesar ADHI masih berasal dari segmen konstruksi (80% dari total pendapatan sembilan bulan 2019). Sementara dari sisi laba, segmen properti menyumbang rata-rata margin laba kotor tertinggi.

“Sepertinya untuk tahun ini tren pendapatan ADHI paling besar masih berasal dari konstruksi, diiringi oleh proyek investasi dan pengembangan TOD,” jelas analis Samuel Sekuritas Selvi Ocktaviani kepada Kontan.co.id, Rabu (12/2).

Baca Juga: Adhi Commuter Properti targetkan tower 1 Cisauk Point topping off akhir tahun ini

Dengan berbagai katalis positif, Selvi memproyeksikan pendapatan ADHI pada 2020 akan mencapai Rp 19,11 triliun dengan laba bersih sebesar Rp 740 miliar. Sementara analis Sucor Sekuritas Joey Faustian memperkirakan ADHI akan mengantongi pendapatan sebanyak Rp 19,27 triliun dengan laba bersih 779 miliar pada tahun ini.

Joey merekomendasikan hold untuk ADHI dengan target harga Rp 1.300 per saham karena kemungkinan performa cash flow yang kurang baik. Dia melihat pergerakan harga saham ADHI masih akan mengacu pada arus kas sedangkan pembayaran untuk LRT fase pertama yang lalu rata-rata telat 6-8 bulan.

“Jika mengasumsikan hal itu masih berlanjut, bisa jadi pembangunan LRT fase II akan dimulai sebelum ADHI mendapatkan pembayaran untuk fase yang pertama. Dengan demikian akan menambah beban kinerja cash flow ADHI dan memengaruhi pergerakan saham ADHI,” jelas Joey.

Baca Juga: Adhi Commuter Properti siapkan capex Rp 2 triliun untuk tahun ini

Arnanto juga merekomendasikan untuk hold dengan target harga Rp 1.250. Sementara Selvi merekomendasikan buy dengan target harga Rp 1.800. Rabu (12/2), harga saham ADHI turun 1,52% ke Rp 970 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati