KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Garda Tujuh Buana Tbk (
GTBO) berupaya memperbaiki produktivitas tambang batubaranya. Lantas, emiten ini membidik produksi batubara sebanyak 2 juta ton pada tahun 2020 mendatang. Direktur Keuangan GTBO Jones Manulang menyampaikan, target tersebut lebih tinggi ketimbang proyeksi produksi batubara GTBO di tahun ini yakni sekitar 1 juta ton.
Baca Juga: Belum penuhi kewajiban DMO, Garda Tujuh Buana (GTBO) andalkan transfer kuota Untuk tahun ini, GTBO memang tak ingin muluk-muluk. Pasalnya, hingga kuartal III-2019 GTBO hanya memproduksi sebanyak 929,01 ribu ton batubara. Jumlah ini turun 49,13% (yoy) dibandingkan kuartal tiga tahun lalu sebesar 1,82 juta ton. “Kalau tahun ini sulit bagi kami untuk produksi sampai 2 juta ton batubara, termasuk untuk menyamai realisasi tahun lalu,” kata Jones, Kamis (19/12). Sebagai catatan, tahun lalu GTBO mampu memproduksi batubara sebanyak 2,15 juta ton. Jones juga optimistis batubara yang dihasilkan GTBO akan terserap lebih maksimal oleh pasar. Apalagi, ada perang dagang antara AS-China baru-baru ini mulai mereda. Hal ini bisa mendorong peningkatan lagi permintaan batubara dari China khususnya di semester satu tahun depan. GTBO memang sangat mengandalkan penjualan ekspor. Mengutip laporan keuangan kuartal tiga lalu, dari total US$ 15,26 juta pendapatan yang diraih perusahaan saat itu, US$ 15,18 juta berasal dari penjualan batubara di pasar ekspor. China menjadi pangsa pasar terbesar GTBO. Ketika perang dagang bergejolak yang berimbas pula pada penurunan harga batubara global, China mengurangi impor sehingga berdampak negatif bagi kinerja GTBO. Selagi China mengurangi permintaannya, GTBO lebih aktif melakukan ekspor batubara sejumlah negara lain, seperti India dan Thailand. Jones bilang, pihaknya juga membuka peluang untuk mencari pangsa pasar baru, misalnya Vietnam dan Kamboja.
Baca Juga: GTBO tak berhasil capai target realisasi penjualan batubara 2019 Yang jelas, Jones berharap meredanya perang dagang akan mengangkat lagi harga batubara global, sehingga pada akhirnya akan membuat kinerja keuangan GTBO membaik secara keseluruhan. “Ada kemungkinan harga batubara bisa naik lagi di semester satu tahun depan. Ini jadi peluang bagi perusahaan untuk kembali meraih laba,” ungkapnya. Sekadar informasi, di kuartal tiga tahun ini GTBO menderita rugi bersih sebesar US$ 4,56 juta. Padahal, di periode yang sama tahun lalu perusahaan masih mencetak laba bersih sebanyak US$ 5,58 juta. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Azis Husaini