JAKARTA. PT Garuda Indonesia Airlines (GIAA) semakin mantap merambah pasar penerbangan pengumpan dengan pesawat berbaling-baling (turboprop). Terkait hal tersebut, GIAA akan mencari pesawat baling-baling itu pada acara Franborough Airshow yang dilaksanakan awal Juli mendatang di Inggris. Rencananya, jika survei di acara Franborough tersebut menemukan pesawat yang cocok, maka GIAA tak akan sungkan memesannya sebanyak 50 unit. Jika lancar, pesawatnya akan didatangkan semester pertama tahun depan. "Saat ini kami tengah survei beberapa pesawat untuk dibeli, di antaranya ATR-72 dan Q4100," ujar Direktur Utama GIAA, Emirsyah Satar, di Jakarta hari ini (27/6). Emir bilang, pesawat kecil itu akan menjadi penerbangan pengumpan bagi pesawat yang lebih besar seperti Bombardier CRJ-1000 atau B737-800 NG. Walau membeli pesawat berbaling-baling, GIAA tetap membuka kesempatan bagi maskapai seperti Merpati untuk beroperasi. "Kami akan tetap membuka kerja sama dengan Merpati, asal mereka sudah mengantongi sertifikat keselamatan IATA Operasional Safety Audit (IOSA) dari International Air Transport Association (IATA). Nanti bisa kami kondisikan Merpati melayani daerah mana, Garuda melayani daerah mana," ujar Emir. Emir juga bilang, Garuda Indonesia tidak akan bersaing (head to head) dengan Merpati. Sebab, pasar penerbangan pengumpan di Indonesia masih sangat besar. Diprediksi, lima puluh pesawat baling-baling tak akan cukup memenuhi permintaan penerbangan pengumpan di Indonesia.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Garuda berburu 50 pesawat baling-baling di Prancis
JAKARTA. PT Garuda Indonesia Airlines (GIAA) semakin mantap merambah pasar penerbangan pengumpan dengan pesawat berbaling-baling (turboprop). Terkait hal tersebut, GIAA akan mencari pesawat baling-baling itu pada acara Franborough Airshow yang dilaksanakan awal Juli mendatang di Inggris. Rencananya, jika survei di acara Franborough tersebut menemukan pesawat yang cocok, maka GIAA tak akan sungkan memesannya sebanyak 50 unit. Jika lancar, pesawatnya akan didatangkan semester pertama tahun depan. "Saat ini kami tengah survei beberapa pesawat untuk dibeli, di antaranya ATR-72 dan Q4100," ujar Direktur Utama GIAA, Emirsyah Satar, di Jakarta hari ini (27/6). Emir bilang, pesawat kecil itu akan menjadi penerbangan pengumpan bagi pesawat yang lebih besar seperti Bombardier CRJ-1000 atau B737-800 NG. Walau membeli pesawat berbaling-baling, GIAA tetap membuka kesempatan bagi maskapai seperti Merpati untuk beroperasi. "Kami akan tetap membuka kerja sama dengan Merpati, asal mereka sudah mengantongi sertifikat keselamatan IATA Operasional Safety Audit (IOSA) dari International Air Transport Association (IATA). Nanti bisa kami kondisikan Merpati melayani daerah mana, Garuda melayani daerah mana," ujar Emir. Emir juga bilang, Garuda Indonesia tidak akan bersaing (head to head) dengan Merpati. Sebab, pasar penerbangan pengumpan di Indonesia masih sangat besar. Diprediksi, lima puluh pesawat baling-baling tak akan cukup memenuhi permintaan penerbangan pengumpan di Indonesia.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News