KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Indonesia Tbk (
GIAA) akan merampungkan proses restrukturisasi di akhir tahun 2022 ini. Perseroan berupaya akan mengakselerasikan transformasi bisnis maskapai secara menyeluruh. Direktur Utama GIAA, Irfan Setiaputra mengatakan restrukturisasi ini dibutuhkan untui membenahi hutang sewa pesawat. Hal ini mengingat secara nilai 70% utang perseroan merupakan utang sewa pesawat kepada lessor. “Dengan adanya pandemi Covid-19 yang menggerus bisnis Garuda Indonesia, maka perseroan menyusun sejumlah program korporasi termasuk di dalamnya yakni restrukturisasi secara komprehensif,” ujar Irfan dalam paparan
Public Expose yang diselenggarakan secara virtual, Kamis (20/10).
Baca Juga: Garuda Indonesia (GIAA) Targetkan 60 Pesawat Akan Beroperasi Hingga Desember 2022 Irfan melanjutkan, Garuda Indonesia mencatatkan kenaikan biaya sewa pesawat yang sangat tinggi hingga 24,7% dari total
revenue atau 4 kali lipat dari rata-rata industri. Nilai biaya sewa yang cukup tinggi itu dinilai sangat membebani kinerja perseroan. Akibatnya, operasionalisasi beberapa rute, khususnya internasional sulit untuk membukukan keuntungan. Dengan demikian, skema restrukturisasi yang dijalankan terhadap kelompok kreditur perseroan pun berbeda-beda termasuk untuk kontrak sewa pesawat maupun non kontrak sewa pesawat. Berikut skema restrukturisasi Garuda Indonesia, pertama terhadap kreditur Utang Pajak, Regulator, AirNav dan
Employee Benefit Obligation akan dilunasi secara bertahap dengan melalui arus kas operasional perseroan (100%
recovery), kedua yakni kreditur Obligasi Wajib Konversi (OWK) nantinya skema restrukturisasi akan dikonversi menjadi ekuitas, ketiga yakni kreditur
Finance Lease (EDC) akan dilakukan penyelesaian melalui penjualan atau pengalihan aset pembiayaan. Apabila masih ada sisa utang maka sisa utang tersebut akan diselesaikan dengan skema pemberian ekuitas baru dan
new coupon debt. Keempat yakni terhadap kreditur LPEI, Himbara dan Bank Swasta di mana skema restrukturisasi yang dilakukan adalah dimodifikasi menjadi Long Term Loan, Kelima untuk kreditur Pertamina, Angkasa Pura I, Angkasa Pura II, AirNav, BUMN dan anak BUMN juga akan dikonversi menjadi Long Term Payables, Keenam yakni KIK EBA dengan skema restrukturisasi
payment schedule yang diperpanjang sampai 10 tahun. Ketujuh yakni untuk kreditur Sukuk, Lessors, MRO Vendors, dan Vendor lainnya akan dilakukan skema restrukturisasi dengan pemberian ekuitas baru dan new sukuk atau tagihan utang lokal, dan terakhir yakni untuk vendor lain dengan jumlah lebih dari Rp 255 juta akan dilunasi secara bertahap lewat arus kas operasional GIAA. Kemudian, untuk skema restrukturisasi kontrak sewa pesawat, Garuda Indonesia mendapatkan penurunan biaya sewa pesawat atau
lease rate sebesar 31% untuk
Narrow body dan 55% untuk
Wide Body. “Selain melakukan penyesuaian jumlah pesawat, kami juga telah menurunkan tarif sewa pesawat secara signifikan setelah tercapai proses Homologasi PKPU,” kata Irfan.
Misalnya untuk pesawat
Wide Body, Garuda Indonesia telah bernegosiasi dan menurunkan
lease rate untuk pesawat A330-300
lease rate turun dari US$ 886 ribu menjadi US$ 369 ribu per bulan atau turun 58%. Kemudian juga A330-900 mendapatkan penurunan biaya sewa hingga 14% dari US$ 709 ribu menjadi US$ 607 ribu per bulan. Sementara untuk pesawat
Narrow Body, ada penurunan biaya sewa pada jenis pesawat B737-800 sebesar 36% menjadi US$ 209 ribu per bulan dari US$ 329 ribu. Kemudian untuk pesawat A320-200 mendapatkan penurunan biaya sewa menjadi US$ 199 ribu atau turun 38% dari US$ 320 ribu per bulan.
Irfan bilang, biaya
lease rate baru pesawat
narrow body Garuda Indonesia akan mulai masuk per Desember 2022. Sedangkan untuk
lease rate pesawat
wide body akan mulai pada 2023. Adapun, GIAA juga melakukan optimalisasi jumlah armada pesawat. Garuda akan mengoptimalisasi jumlah armada dari 210 pesawat menjadi hanya 120 pesawat disertai optmalisasi rute yang dinilai menguntungkan. “Kami akan menyeleksi rute internasional mana saja yang menguntungkan. Sementara itu, kami akan fokus rute-rute di domestik,” tutupnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .