Garuda Indonesia (GIAA) masih menunggu pencairan dana talangan Rp 8,5 triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) masih terus mengupayakan pemulihan kondisi keuangan di tahun ini. Salah satu yang masih diupayakan adalah turunnya dana talangan dari pemerintah sebesar Rp 8,5 triliun. 

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, saat ini proses pencairan dana talangan tersebut masih dalam tahap diskusi. "Belum turun yang Rp 8,5 triliun, masih diskusi," kata Irfan kepada Kontan.co.id, Kamis (8/10). 

Selain itu, upaya negosiasi dengan lessor juga masih terus berlangsung. Diskusi tersebut antara lain supaya mencapai kesepakatan harga sewa yang lebih baik, restrukturisasi kewajiban hingga soal tenor. Namun, Irfan ragu negosiasi tersebut bisa segera selesai di bulan ini.


"Beberapa sudah mendekati final, berharap semua bisa diselesaikan. Kalau di akhir bulan ini belum tentu, tetapi ya kami kejar karena semakin cepat semakin bagus," jelas Irfan. 

Baca Juga: Garuda Indonesia (GIAA) layani rute khusus kargo Makassar-Singapura

Dari segi operasional, GIAA juga tengah tertekan. Sebagai pengingat, pembatasan perjalanan luar daerah membuat GIAA mengalami penurunan kinerja di semester I-2020. Pada paruh pertama tersebut pendapatan GIAA turun menjadi hanya US$ 917,28 juta dari US$ 2,19 miliar di semester I-2019. Garuda Indonesia membukukan kerugian bersih US$ 712,73 juta dari yang sebelumnya untung bersih US$ 24,11 juta di semester I-2019. 

Irfan berharap kondisi di akhir tahun nanti tidak turun signifikan seperti kondisi paruh pertama kemarin. Mengingat meski ada PSBB jilid II, serta adanya potensi kehilangan libur panjang di akhir tahun, saat ini masih terjadi peningkatan jumlah penumpang dan cargo. Namun kondisi peningkatan tersebut masih di bawah harapan manajemen Garuda Indonesia. 

Baca Juga: Emiten BUMN di Bawah Bayang-Bayang Pemangkasan Peringkat Utang

"Kami masih akan terus under pressure dari sisi finansial. Namun kami mengupayakan segala hal baik dari meningkatkan pendapatan hingga efisiensi biaya," kata Irfan. 

Irfan memprediksi di akhir tahun ini Garuda Indonesia masih akan membukukan kerugian di kisaran realisasi pada semester I-2020. "Di kisaran angka itu lebih sih pasti karena masih ada tekanan terus. Dalam beberapa waktu ke depan masih terlalu menantang," pungkas Irfan. 

Baca Juga: Garuda Indonesia (GIAA) masih lakukan negosiasi terkait tugatan lessor

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati