Garuda Indonesia (GIAA) masih punya plafon obligasi konversi Rp 7,5 triliun



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) merampungkan pencairan dana obligasi wajib konversi (OWK) sebesar Rp 1 triliun. Pencairan dana hasil penerbitan OWK tersebut mengacu pada perjanjian penerbitan OWK pada akhir tahun 2020 lalu yang telah disepakati antara Garuda Indonesia dan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) selaku pelaksana investasi dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI dalam rangka implementasi program pemulihan ekonomi nasiona (PEN).

Pada persetujuan penerbitan OWK, GIAA akan menerbitkan obligasi dengan nilai maksimum Rp 8,5 triliun rupiah dan dengan tenor maksimum 7 tahun. Implementasi pencairan dana OWK yang telah terlaksana pada tanggal 4 Februari 2021 adalah Rp 1 triliun dengan tenor selama 3 tahun. Alhasil, GIAA masih bisa menerbitkan OWK Rp 7,5 triliun kepada Sarana Multi Infrastruktur.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkapkan, pencairan dana hasil penerbitan OWK ini telah memperhitungkan kebutuhan modal kerja GIAA dalam jangka pendek dan menengah. Sehingga penggunaan dana hasil OWK ini dapat berjalan tepat guna sesuai kebutuhan maskapai BUMN tersebut.


Garuda Indonesia akan menggunakan dana yang diperoleh dari penerbitan OWK ini akan dipergunakan untuk mendukung likuiditas, solvabilitas, serta pembiayaan operasional. “Kami optimistis dana dari hasil penerbitan OWK ini akan dapat menunjang fokus akselerasi kinerja Garuda Indonesia secara konsisten,” kata Irfan dalam siaran pers, Selasa (9/2).

Baca Juga: Garuda Indonesia (GIAA) selesaikan pencairan penerbitan OWK sebesar Rp 1 triliun

Hingga awal kuartal keempat 2020, Garuda Indonesia mencatatkan jumlah penumpang tertinggi selama pandemi. Pada November 2020 lalu, Garuda Indonesia Group membukukan jumlah penumpang lebih dari 1,043 juta penumpang, meningkat signifikan dari masa awal pandemi yang hanya sekitar 30.000 penumpang. Garuda Indonesia juga mencatatkan pertumbuhan kargo sebesar 12,20% dari awal kuartal keempat 2020 menjadi 24.600 ton angkutan kargo.

Dari aspek pengelolaan biaya produksi, Garuda Indonesia juga menegosiasikan biaya sewa pesawat, negosiasi dengan pihak ketiga lainnya, serta berbagai optimalisasi biaya penunjang lainnya. Dengan langkah ini, GIAA menghemat US$ 15 juta per bulan.

Baca Juga: Garuda Indonesia (GIAA) bakal tambah dua armada kargo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati